Pemanfaatan Energi Terbarukan Masih Sulit Gantikan Energi Fosil
Direktur Eksekutif RefoMiner Institute Komaidi Notonegoro memaparkan energi fosil dan gas bumi belum bisa digantikan secara instan oleh EBT.
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sektor energi baru terbarukan (EBT) sedang digenjot pemerintah sebagai pengganti energi fosil (minyak bumi) karena target pengembangan EBT menjadi 23 persen di 2025.
Direktur Eksekutif RefoMiner Institute Komaidi Notonegoro memaparkan energi fosil dan gas bumi belum bisa digantikan secara instan oleh EBT.
Kebutuhan migas di luar negeri saja menurut Komaidi masih sekitar 70 persen.
"Di global saja kebutuhan migas masih 65 sampai 70 persen," ujar Komaidi di acara diskusi Polemik Sindo Trijaya, Sabtu (10/12/2016).
Komaidi memaparkan, sumber migas masih harus terus dieksplorasi dan ditambah saat ini. Selama EBT masih berjalan lambat, Komaidi memaparkan masyarakat masih membutuhkan energi fosil.
"Kalau ke depannya sektor migas jelas masih sangat penting," ungkap Komaidi.
Komaidi menilai sektor migas selain jadi kebutuhan juga menjadi komoditas yang stratgeis. Bahkan negara maju sekalipun akan ditentukan dari berapa besarnya energi migas yang dihasilkan.
"Sebuah bangsa kehidupanya akan berjalan lancar kalau punya energi," jelas Komaidi.