Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun Bisnis

Binatang Selokan dan Menjijikan di Palembang Ini Tenar dan Jadi Makanan Mahal di Eropa

Belut yang hidup di selokan (drainase) kini dicari para pemburu, karena lumayan harga jual ke pedagang pengumpul di sejumlah pasar tradisional

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Binatang Selokan dan Menjijikan di Palembang Ini Tenar dan Jadi Makanan Mahal di Eropa
Siwijaya Post/Husin
Belut yang jadi makanan favorit di Eropa 

Kemudian belut yang sudah ditampungnya, dijual kembali ke agen belut yang sudah skala besar.

"Belut liar memang lebih diminati. Baik itu ukurannya besar atau kecil. Setahu saya belut itu susah untuk dibudidaya. Jadi selama ini hanya mengandalkan dari pencari belut liar," ujarnya.

Mengenai pasokan belut yang dikumpulkan di agen skala besar, Musa mengatakan, kalau sudah di tingkat agen, jumlah belut itu sudah banyak sekali.

Bahkan sudah mencapai ton perharinya dan kondisi belut itu masih hidup semua dan ditampung dalam drum berisi air.

"Kalau saya ini hanya sebatas pengepul saja. Katanya belut itu diekspor ke luar negeri, apakah untuk dikonsumsi atau untuk lainnya. Kalau dijual di pasar kita, mungkin tidak laku. Karena siapa yang mau makan belut, mungkin hanya sebagian orang saja," ujarnya.

Tidak Tertarik
Thoriq pun mengaku aneh, minat masyarakat terhadap budidaya belut masih belum ada, dan cenderung memilih untuk jenis Ikan Lele, gurami dan lainnya.

Padahal, harga jual lebih tinggi belut dibandingkan Ikan Lele.

Berita Rekomendasi

"Ikan Lele perkilo hanya Rp 16 ribu, belut bisa mencapai Rp 40 ribu perkilo. Ternaknya tidak susah, butuh waktu 3-4 bulan, sudah bisa panen," katanya.

Seorang pengepul besar nama Roni (55) di Sukarami mengaku, belut banyak memiliki keistimewaan, bahkan bisa dimanfaatkan sebagai obat penguat stamina tubuh, menghilangkan pegal-pegal dipinggang, penambahan darah, dan obat liver, serta memperlancar persalinan dan keluarnya air susu ibu.

Khasiat tersebut diperoleh dengan memanfaatkan cairan dari tubuh belut atau memasak belut dengan campuran bahan makanan atau bumbu-bumbu.

Lebih dari itu, belut telah pula dimanfaatkan sebagai kosmetik dan perawatan kecantikan. Minyak belut dipercaya dapat mengencangkan payudara dan membuat kulit halus dan licin.

Karena itu, minyak belut banyak dicari oleh kaum perempuan yang selalu ingin tampil cantik dan mulus.

Karena kandungan gizi yang tinggi itulah, maka belut dikonsumsi oleh berbagai lapisan masyarakat, yang melintas negara dan benua.

"Untuk lokal, belut belum dilirik sebagai sumber protein. Namun dibanyak negara Asia, belut merupakan makanan eksklusif yang mahal sehingga hanya bisa dikonsumsi oleh mereka yang berada ditingkat ekonomi menengah ke atas, seperti Singapura, Jepang, Hongkong, Korea Selatan, Perancis, Australia, Italia, Belanda, dan Jerman. Jepang merupakan konsumen belut terbesar di dunia," katanya. (*)

Sumber: Sriwijaya Post
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas