Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Minat Usaha Makanan Berbasis Terigu Bertumbuh

Termasuk untuk kalangan anak muda atau yang biasa dikenal dengan istilah generasi milenial. Ada yang memulainya sebagai usaha baru

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Minat Usaha Makanan Berbasis Terigu Bertumbuh
Bogasari

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Membuka usaha di sektor makanan berbasis tepung terigu tetap diminati masyarakat dari berbagai kalangan dan cenderung bertumbuh. Bahkan di tengah kelesuan ekonomi, jenis usaha yang satu ini memiliki daya tarik tersendiri dan menjadi alternatif pilihan usaha bagi sebagian orang.

Termasuk untuk kalangan anak muda atau yang biasa dikenal dengan istilah generasi milenial. Ada yang memulainya sebagai usaha baru, ada pula yang meneruskan warisan usaha orangtua.

Inilah yang berhasil direkam oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari, selaku pabrik tepung terigu pertama di Indonesia dan di tahun 2016 ini sudah beroperasi selama 45 tahun. Dalam catatan perjalanan 45 tahun tersebut, Bogasari menyadari bahwa mayoritas atau sekitar 65% pelanggannya adalah para UKM (usaha kecil dan menengah).

“Karena itulah Bogasari sangat concern dan komitmen dengan pertumbuhan usaha makanan berbasis tepung terigu, khususnya di sektor UKM. Dan Bogasari berkomitmen untuk terus menumbuhkembangkan UKM lewat berbagai program, termasuk diantaranya adalah Bogasari Expo yang sudah digelar sejak tahun 1999,” ucap Franciscus Welirang, Direktur Indofood didampingi Hans Ryan Aditio selaku Senior Vice President Commercial Bogasari dalam jumlah pers Bogasari Expo 2016 di pabrik Bogasari Jakarta, pekan lalu.

Acara Bogasari Expo akan berlangsung selama 3 hari berturut di Kartika Expo, Balai Kartini dari Jumat-Minggu, 16 sampai 18 Desember 2016.
Lebih jauh, Franky Welirang memaparkan, Bogasari Expo adalah perhelatan akbar kuliner berbasis terigu yang ditujukan untuk mendekatkan masyarakat dengan para UKM sekaligus menginspirasi masyarakat untuk berwirausaha.

Dan tema yang diangkat dalam Bogex 2016 ini adalah “Warisan Boga Nusantara” . Sesui tema yang diusung, Bogasari ingin mengenalkan kepada masyarakat produk makanan berbasis terigu dari berbagai daerah yang dikenal secara turun-temurun baik dari sisi produk maupun pelaku usahanya.

Adapun makanan berbasis terigu yang menjadi ciri khas daerah antara lain Mie Aceh (Aceh), Surabi (Bandung), Martabak Kubang (Padang), Kue Balok (Bandung) dan lain-lain. Secara warisan usaha, ada Roti Bogor Permai yang sudah ada sejak tahun 60 an dan kini pengelolaannya sudah dillanjutkan generasi ke-4.

Berita Rekomendasi

“Para UKM ini akan ikut meramaikan 60 UKM mitra Bogasari yang hadir di acara Bogasari Expo 2016,” ucap Franky.

Selain stan UKM, Bogasari juga menghadirkan produk-produk dari para Ibu PKK dari 5 wilayah Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) di Provinsi DKI Jakarta. Para PKK dari 5 wilayah RPTRA di DKI ini merupakan perwakilan dari 1.470 orang dari 52 RPTRA yang sudah mengikuti pelatihan dari Bogasari.

Ada 4 Program Kelas Pelatihan yang sudah dilakukan Bogasari sebagai dukungan terhadap pemberdayaan ekonomi melalui RPTRA yakni Basic 1 (Donut & Brownies), Basic 2 (Roti Manis & Cheese Stick), Intermediate (Mie Ayam & Kaastangel) dan tahapan terakhir kelas Advance (Batik Roll Cake & Walker Bread) yang akan segera berlangsung.

Paduan 3 Konsep

Sama dengan tahun-tahun sebelumnya, Bogasari Expo 2016 mengusung 3 konsep sekaligus yakni Eksibisi, Edukasi dan Rekreasi. Jadi di Bogasari Expo masyarakat pengungjung tidak hanya akan menikmati kuliner warisan boga nusantara, tapi juga berkesempatan mengikuti pelatihan mengolah makanan berbasis terigu. Untuk kelas pelatihan ini, Bogasari sudah menyiapkan 6 ruang kelas pelatihan dan 5 sesi pelatihan per kelas per hari. Maka total ada 90 sesi pelatihan dengan kapasitas per kelas 20 orang.

“Jadi total kapasitas keseluruhan kelas pelatihan mencapai 1.800 orang. Dan tiap peserta hanya membayar Rp 50 ribu per sesi pelatihan yang akan dipandu langsung para baker andal dari Bogasari Baking Center (BBC). Target dari kelas pelatihan ini adalah edukasi sekaligus inspirasi untuk masyarakat yang ingin membuka usaha makanan berbasis terigu,” jelas Franky.

Kelas pelatihan ini diyakini akan diminati banyak orang karena kerinduan masyarakat akan belaja usaha makanan. Hal ini juga ditandai dengan tingginya minat masyarakat berlatih di BBC yang saat ini tesebar di 17 kota sebanyak 21 cabang. Dalam perkembangan 4 tahun terakhir ini (2013 s/d 2016), jumlah peserta kelas pelatihan di seluruh BBC terus meningkat. Tahun 2013 sebanyak 9.990 orang, tahun 2014 (17.363), 2015 (17.383), dan sampai akhir September 2016 sudah 10.938 orang.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas