Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pasang Surut Rupiah Sepanjang 2016

Rupiah sempat menyentuh level tertinggi pada 10 Maret di 13.052. Lantas, dari pertengahan Maret sampai pertengahan Mei nilai tukar rupiah berfluktuasi

Editor: Sanusi
zoom-in Pasang Surut Rupiah Sepanjang 2016
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Petugas memperlihatkan pecahan dolar AS yang akan ditukarkan di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Kawasan Blok M, Jakarta 

Akan tetapi menurut Ekonom Samuel Asset Management Lana Soelistianingsih, faktor penguatan harga komoditas lebih banyak berpengaruh.

Usai euforia kesuksesan amnesti pajak termin pertama, penguatan nilai tukar rupiah berlanjut selama sebulan penuh hingga menyentuh 12.972 pada 29 Oktober.

“Penguatan terutama kalau kita lihat terlihat sekali pada September-Oktober itu karena harga komoditas. Kenaikan harga komoditas membantu negara-negara yang mata uangnya terkait komoditas, termasuk rupiah,” kata Lana kepada kompas.com, Rabu (14/12/2016).

Sayangnya, lagi-lagi terimbas faktor eksternal, sejak 31 Oktober rupiah terus mengalami tekanan, hingga 30 November mencapai 13.555. Pemilihan Presiden Amerika Serikat yang dimenangkan kandidat dari Partai Republik, Donald Trump memberikan efek pelemahan.

“dollar AS menguat lebih besar karena isu the Fed dan Trump. Jadi setiap kali habis Pemilu sampai tiga bulan, pasar mereka memang cenderung euforia. Dollar menguat, pasar sahamnya meningkat,” kata Lana.

Menurut perhitungannya, kurs rupiah sejak awal tahun hingga 31 Oktober menguat 5,67 persen.

Namun, sejak 1 November hingga 14 Desember, terdampak efek Trump, nilai tukar rupiah mengalami depreiasi 1,8 persen.

Berita Rekomendasi

Bank sentral sendiri tak tinggal diam, yakni dengan melakukan intervensi di pasar valuta asing dan pasar obligasi. Akibatnya, cadangan devisa pun sedikit tergerus dari 115 miliar dollar AS pada Oktober, menjadi 111,5 miliar dollar AS pada November.

Tetapi menginjak bulan Desember, rupiah kembali terdorong sentimen positif dan menguat hingga per 14 Desember di level 13.294.

“Sehingga dari awal tahun sampai 14 Desember rupiah masih menguat sedikit 3,8 persen,” kata Lana.

Rupiah baru mengalami sedikit pelemahan 0,68 persen setelah diumumkannya penaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat, sehingga posisi 15 Desember berada di level 13.384.

Namun Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo, Kamis (15/12/2016) menyatakan, pemerintah optimistis nilai tukar rupiah akan terus membaik seiring dengan masuknya dana-dana repatriasi tax amnesty.(Estu Suryowati)

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas