Jembatan Cisomang Bergeser, Tiga Bulan Bus dan Truk Tak Bisa Melintas
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono memastikan jembatan Cisomang di ruas Tol Cipularang sedang dalam perbaikan.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono memastikan jembatan Cisomang sedang dalam perbaikan.
Jembatan tersebut mengalami pergeseran atau deformasi. Namun, ia mengatakan, perbaikan ini tidak bisa dilakukan dalam waktu yang singkat.
"Kira-kira butuh tiga bulan perbaikan," kata Basuki.
Basuki mengatakan, yang pertama dilakukan adalah menghentikan terlebih dahulu gerakan tanah yang berada di bawah jembatan.
Basuki menyebut tanah di bawah jembatan bergerak hingga 1,5 meter, sehingga jembatan mengalami pergeseran 57 sentimeter.
"Kita tahu Cipularang ini kan memang kawasan yang agak labil. Saya kira dari sejak tahun 2000-an ada yang longsor, yang ambles," ucap Basuki.
Setelah dipastikan tanah tak akan bergerak, baru perbaikan konstruksi dilakukan.
Sejauh ini, lanjut Basuki, jembatan masih aman untuk dilintasi kendaraan kecil atau golongan I. Sementara bus dan truk dengan muatan besar dialihkan.
"Yang dari Jakarta, keluar dari Sadang atau Jatiluhur masuk ke Padalarang, hanya menghindari jembatan. Dari arah sebaliknya juga sama," ucap Basuki.
Basuki memastikan, selama proses perbaikan jembatan dilakukan, akan ada tim monitoring yang memantau keadaan setiap harinya.Tim monitoring ini diserahkan kepada PT Jasa Marga
"Jadi saya perintahkan jasa marga sebagai operator cipularang untuk menempatkan tim monitoring di sana," ucap Basuki.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berharap tidak ada tambahan beban lalu lintas di Jembatan Cisomang, jalan tol Purbaleunyi karena mengalami pergeseran di KM 100+700 pada tiang jembatan.
Karena itu kendaraan besar seperti truk dan bus dilarang melintasi Jembatan Cisomang.
Budi menjelaskan, Kemenhub telah mengutus Dirjen Perhubungan Darat meninjau langsung jembatan Cisomang untuk mengetahui berapa maksimal kapasitas yang dapat dilalui kendaraan di jembatan tersebut.
"Jembatan itu arah Bandung, itu kita jadikan skenario apabila tol Cipali macet, tapi kami melihat pergerakan tadi malam tidak signifikan, sehingga diharapkan penumpang arus mudik menuju Cipali tidak terlau besar sehingga tidak ada tambahan Cisomang," tutur Budi.
Menurut Budi, informasi yang diterima terakhir kondisi Jembatan Cisomang dapat dilalui oleh berbagai kendaraan, namun mengenai jumlahnya pastinya terbatas karena ada pergeseran di tiang untuk bagian atas 53 cm dan bawahnya 1,5 cm.
"Tapi saya belum mendapatkan detailnya seperti apa, karena Dirjen Darat (Kemenhub) belum melaporkan, nanti kita harus kalkulasikan dengan baik," ujar mantan Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero).
Jalur Alternatif Purwakarta
Perbaikan pergeseran pilar kedua (p2) Jembatan Cisomang di Tol Cipularang akan berimbas pada pengalihan arus. Rencananya, pengalihan arus dilakukan melalui Purwakarta dengan keluar Tol Jatiluhur dan Sadang.
"Kami sudah berkoordinasi dengan Kepolisian dan instansi terkait. Pada intinya kami siap, karena jalur di Purwakarta relatif bagus. Kami siap menerima limpahan arus dari Cipularang," ujar Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi.
Dari informasi yang diperolehnya di lapangan, pengalihan arus hanya dilakukan untuk kendaraan sumbu dua atau kendaraan bertonase besar. Sedangkan kendaraan kecil masih bisa lewat.
Namun Dedi meminta kepada Jasa Marga dan pihak terkait lainnya untuk segera memberitahu masyarakat tentang kondisi Jembatan Cisomang. Apalagi jalan tol tersebut akan memasuki puncak libur Natal.
"Pemberitahuan jangan mendadak. Jangan telat juga. Kalau telat bisa buat macet," terangnya.
Sementara itu, Kasatlantas Polres Purwakarta, AKP Arman Sahti mengatakan jalur Purwakarta siap dilewati jika ada pengalihan arus. Pihaknya terus berkoordinasi untuk pengalihan arus tersebut.
Dalam surat yang disampaikan pada Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono disebutkan, Jasa Marga memonitor jembatan Cisomang selama 24 jam untuk penanganan kesusakan struktur jembatan.
Untuk itu, kendaraan golongan II, III, IV, dan V tidak diperkenankan melintasi Jembatan Cisomang dengan beberapa pengalihan, yakni kendaraan dari arah Jakarta menuju Bandung keluar di Gerbang Tol Sadang (KM 75+200) atau Jatiluhur (KM 84+600) dan dapat masuk kemballi di Tol Padalarang (Km 121+400).
Sedangkan kendaraan dari Bandung menuju Jakarta bisa keluar dari Padalarang atau Cikamuning dan masuk di Tol Sadang atau Jatiluhur.
Dinas Perhubungan Jawa Barat terus berkoordinasi untuk mengantisipasi kemacetan yang terjadi akibat pengalihan arus kendaraan dari Tol Cipularang akibat bergesernya konstruksi Jembatan Cisomang di Tol Cipularang.
Kepala Dishub Jabar Dedi Taufik mengaku sudah berkoordinasi dengan Polda Jabar dan Jasa Marga. Rekayasa lalu lintas sudah disiapkan baik dari arah barat ke timur maupun sebaliknya.
"Dari arah Jakarta ke Bandung untuk angkutan berat dialihkan ke pintu Tol Jatiluhur, kemudian yang arah
Bandung ke Jakarta keluar di pintu Tol Cikamuning," kata Dedi.
Dari hasil pantauan Dishub Jabar, saat ini Jasa Marga sudah melakukan sosialiasi lewat media luar ruang sampai SMS.Menurut dia, pengalihan akan dilakukan menunggu evaluasi keseluruhan dari BPJT dan Kementerian PUPR.
"Mobil pribadi masih jalan, cuma angkutan berat kita alihkan dulu," ujar dia.
Dedi mengungkapkan, selama masa perbaikan, pengalihan ini menuntut kesiapan jalur arteri yang akan dilewati kendaraan berat. Dari laporan, kondisi jalan Purwakarta dan Bandung Barat yang dilalui tidak masalah meski ada potensi kemacetan.
"Pasti akan terjadi kemacetan, tapi dominasinya angkutan berat saja. Antisipasi harus dilakukan. Nanti ada keputusan menteri, suratnya belum kita terima," papar dia.
Dishub sendiri akan menyiapkan petugas khusus untuk berkoordinasi dengan petugas dari Purwakarta dan KBB. Saat ini pihaknya juga melakukan antisipasi rekayasa lalu lintas di pintu Tol Jatiluhur. "Petugas sudah ada di lapangan," kata dia.
Ketika ditanya angkutan berat ikut andil dalam penyebab pergeseran Jembatan Cisomang, Dedi enggan berkomentar.
"Kita tunggu penyebabnya dari PUPR. Kami sudah koordinasi dengan BPJT karena harus memastikan juga kesiapan jalan arteri karena ada jembatan juga di ruas yang menjadi pengalihan ini," ucap dia.(tribunnews/seno/kompas.com)