Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Harga Cabai Kalahkan Daging Sapi, Sambal Pecel Lele Level Pedasnya Berkurang

Harga cabai rawit merah yang kini melambung tinggi membuat Diana (19) geleng-geleng kepala.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Harga Cabai Kalahkan Daging Sapi, Sambal Pecel Lele Level Pedasnya Berkurang
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Pedagang merapikan cabai rawit merah di Pasar Rumput, Jakarta, Selasa (11/10/2016). Hujan deras di wilayah DKI Jakarta dan menurunnya pasokan cabai ke pasar tersebut memicu melonjaknya harga cabai dari Rp20 ribu per kilogram menjadi Rp40 ribu per kilogramnya. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Pedagang di Pasar Slipi, Palmerah, Jakarta Barat, juga menuturkan melonjaknya harga cabai rawit merah.

Dari harga Rp 100.000 di libur Tahun Baru, menjadi Rp 140.000 pada Jumat (6/1) kemarin. Begitupun dengan cabai rawit hijau, yang harganya Rp 85.000 per kilo.

"Sudah dua mingguanlah cabai rawit mulai naik," ucap Zaelani (22), pedagang sayur di Pasar Slipi.

Omzet pedagang turun

Selain di Pasar Palmerah dan Pasar Slipi, cabai rawit merah juga terpantau cukup mahal di sejumlah lokasi di antaranya di Pasar Grogol Rp 125.000, Pasar Tomang Barat Rp 120.000, Pasar Cengkareng Rp 110.000, dan Pasar Kalideres Rp 140.000.

Di Jakarta Timur juga sama. Seperti di Pasar Enjo, cabai rawit merah masih bertahan di harga Rp 120.000.

"Sampai sekarang masih belum turun harga," tutur Sri, pedagang cabai eceran yang membuka lapak di luar Pasar Enjo.

Berita Rekomendasi

Sri menjual cabai rawit itu masih utuh dengan tangkainya. Berbeda halnya dengan Edy Chaniago, pedagang yang memiliki kios di Blok AKS 164. Edy menjual cabai rawit merah yang sudah dipetik tangkainya.

"Harganya sama, Rp120.000 sekilo. Dari sejak Tahun Baru harganya segitu. Sebelum Tahun Baru masih bisa jual Rp 80.000. Mungkin karena kemarin waktu mau Tahun Baru truk-truk nggak boleh lewat, jadi pasokan dari Jawa kurang," ujar Edy.

Menurut Edy, biasanya jika harga cabai rawit asal Jawa meroket, akan ada pasokan dari daerah lain seperti dari Makassar, Sulawesi Selatan.

"Tapi sampai sekarang sepertinya belum ada pasokan dari daerah lain, masih mengandalkan dari Jawa Tengah," imbuhnya.

Baik Sri maupun Edy mengakui, tingginya harga cabai rawit itu membuat omzet penjualan mereka justru berkurang.

Konsumen mereka yang biasanya membeli dalam jumlah banyak, seperti para pedagang bakso, mi ayam, dan warung makan, untuk sementara mengurangi pembelian.

"Ibaratnya, kalau sehari biasanya habis 10 kilo, sekarang ini bisa jual 3 kilo saja sudah bagus. Pedagang makanan kan nggak mau beli banyak, mereka kurangi sambalnya," kata Edy.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas