Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Kisah Perjuangan Amir Dari Berjualan Kue Pancong Hingga Memiliki Pabrik Roti Sendiri

Pepatah mengatakan kerja keras akan berbuah manis, itulah yang terjadi kepada pasangan suami istri pasangan Amir Syaripudin dan Iah Maemunah.

TRIBUNNEWS.COM, BOGORTENGAH - Pepatah mengatakan kerja keras akan berbuah manis, itulah yang terjadi kepada pasangan suami istri pasangan Amir Syaripudin dan Iah Maemunah.

Amir Syaripudin awalnya bekerja sebagai eorang pedagang kue pancong atau yang dikenal dengan sebutan bandros.

Ia dan istrinya hidup sederhana, dan berusaha mencukupi kebutuhan mereka dari berjualan kue pancong.

"Keliling pakai pikulan tahun sekitar tahun 1997, jualan kue pancong, kadang juga mangkal di Jembatan Merah," tutur Iah kepada TribunnewsBogor.com, Kamis (11/1/2017).

Meski demikian keduanya tetap bersyukur.

Setelah berjualan kue pancong Amir pun beralih berdagang kue dorayaki. Kue dorayaki merupakan jenis kue yang memiliki bentuk seperti kue cubit.

"Dulu awalnya jualan kue pancong, terus bapak coba jualan kue dorayaki, tapi tetap jualannya masih keliling pakai pikulan," tutur Ibu dari empat anak tersebut.

Berita Rekomendasi

Amir merupakan pria yang senang berinovasi dan menncoba segala usaha.

Itu dibuktikannya dengan beberapa kali berganti jualan, mulai dari kue pancong, dorayaki hingga akhirnya Amir pun berjualan roti bakar Bandung.

Akhirnya ia terpikir untuk memproduksi roti tersebut.

"Waktu lagi jualan dorayaki bapak lihat banyak yang jual roti bakar dan kayanya laku, akhirnya bapak coba jualan itu, dulu jualan pakai gerobak sampai akhirnya bapak sama temannya bikin sendiri dan di jual sendiri," ujarnya.

Pada tahun 2000 Amir pun membuat pabrik roti sendiri di kawasan Jalan Panagaragan Kidul, Kelurahan Panaragan, RT 5/5, Kecamatan Bogor Tengah.

Mulanya Amir hanya mampyu memproduksi 5 Kilogram roti dalam sehari, namun kini ia sudah mampu menghasilkan 20 hingga 30 bal dalam sehari.

"Dulu mah bikin sendiri ngider sendiri, bapak bilang coba jualan di Pasar Anyar, eh Alhamdulillah laku, dulu produksi 5 Kilogram paling 30 roti, sekarang sehari hampir 3000 roti," ujarnya.

Kini pabrik roti Galuh Sari pun sudah mempekerjakan pekerja sebanyak 12 orang dan lebih dari 200 pedagang roti keliling yang tersebar di wilayah Jabodetabek.

"Kalau karyawan yang bikin 12 orang, gerobak punya 260, yang di parkir dipabrik ada 30 gerobak, sisanya di Jabodetabek, dua hari sekali kita kirim," ujarnya.

Iah memberkan, kesuksesan suaminya merupakan hasil dari kerja keras, doa, rasa syukur, dan kejujuran.

 
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas