Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Isu Energi Bersih Jadi Pertimbangan Bank Membiayai Proyek Kelistrikan

Dominic menambahkan, bankability bagi sebuah proyek tidak sederhana karena memang cukup rumit dan merupakan fenomena gunung es.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Isu Energi Bersih Jadi Pertimbangan Bank Membiayai Proyek Kelistrikan
ISTIMEWA
PLTGU Muara Tawar 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Energi bersih menjadi salah satu bahan pertimbangan penting bagi industri keuangan dalam menyalurkan kredit untuk membiayai sebuah proyek, termasuk proyek kelistrikan.

"Isu energi bersih sangat berkaitan dengan bankability proyek. Jika PLN tetap mengabaikan hal ini dan tetap menggunakan batubara bukan LNG dan gas seperti yang direncanakan sekarang, niscaya proyek PLTGU Jawa 1 akan terkatung-katung dan pada akhirnya merugikan negara," ungkap Dominic Lim, ekskutif OCBC Bank kepada awak media, Kamis (12/12017).

Karena itu, isu ini menjadi berpern dan menjadi prasyarat penting bagi berjalannya pembangunan sebuah proyek energi, termasuk  proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Jawa 1 yang kini masa depannya tidak menentu.

Tender proyek PLTGU Jawa 1 diduga tanpa disertai jaminan pasokan gas yang akan mendukung kelangsungan PLTGU tersebut.

Menurut Domibic Lim, hal ini diduga menjadi penyebab power purchase agreement (PPA) belum kunjung bisa ditandatangani.

Dominic menambahkan, bankability bagi sebuah proyek tidak sederhana karena memang cukup rumit dan merupakan fenomena gunung es.

Menurutnya, jaminan kepastian suplai LNG untuk sebuah proyek pembangkit listrik sangat penting. Jaminan ini semestinya menjadi tanggung jawab PLN.

BERITA TERKAIT

Pengamat ekonomi Universitas Indonesia, Berly Martawardaya berpendapat, ada alasan tertentu dari PLN menggelar tender proyek ini tanpa jaminan pasokan gas.

Jika proses tender proyek ini sudah ada pemenangnya, semestinya PLN menjamin pasokan LNG agar proyek bisa direalisasikan.

Jika realisasi proyek tertunda karena PPA belum bisa ditandatangani, akar masalahnya harus diurai dan sebaiknya dibeber ke publik.

Konsorsium Pertamina-Marubeni-Sojitz tampil sebagai pemenang di tender proyek PLTGU Jawa 1. PPA semestinya sudah bisa dilakukan. Namun proyek ini tersendat lantaran belum ada jaminan pasokan gas.

Proyek PLTGU Jawa 1 diproyeksikan akan menelan investasi sekitar USD 2 miliar atau setara Rp 26 triliun.

Menurut Dominic, penggunaan LNG sebagai sumber energi pembangkit listrik lebih bagus ketimbang penggunaan batubara atau minyak bumi karena lebih bersih dan tidak mengotori lingkungan.

Menurut Domonic, ke depan Indonesia seharusnya mulai mengalihkan sumber energinya ke energi bersih agar masa depan industri kelistrikan Indonesia lebih cerah.

Ini lantaran masyarakat internasional kini makin kencang menyuarakan pentingnya penggunaan energi bersih.

Masyarakat internasional saat ini menekan pentingnya pembatasan emisi seperti disepakati dalam Conference of Parties (COP) ke-21 Paris.

Untuk menuju ke sana, Dominic menyarankan agar manajemen tender proyek kelistrikan yang dikelola perusahaan di laur PLN Independent Power Producer (IPP) segera diubah.

"Ketidakpastian pasokan di proyek PLTGU Jawa 1 merupakan bentuk mismanagement proses tender yang membuat proyek ini menjadi tidak bankable atau tidak akan memungkinkan untuk dibiayai bank," tegas Dominic.

Sebuah bank asal Perancis yang menarik diri dari pembiayaan ke konsorsium salah satu PLTU di Indonesia sebaiknya menjadi pelajaran berharga dalam mengelola  manajemen tender proyek kelistrikan.

Bank tersebut sudah tidak bersedia lagi membiayai proyek pembangkit listrik berbahan bakar batubara di seluruh dunia karena dianggap mengotori lingkungan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas