Saham Garuda Indonesia Melanjutkan Pelemahan
Mengutip data Bloomberg, saham GIAA sekitar pukul 11.04 WIB merosot 1,16 persen atau 4 poin ke level Rp 342 dari posisi penutupan kemarin
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pergerakan saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) pada perdagangan Jumat (20/1/2017) terus bergerak melemah.
Kondisi itu terjadi setelah mantan direktur utama maskapai maskapai berplat merah tersebut, Emirsyah Satar ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Mengutip data Bloomberg, saham GIAA sekitar pukul 11.04 WIB merosot 1,16 persen atau 4 poin ke level Rp 342 dari posisi penutupan perdagangan kemarin Rp 346 per saham.
Baca: KPK Bekukan Rekening Mantan Bos Garuda di Singapura
Tercatat, saham GIAA sejak dibuka hingga pukul tersebut bergerak pada kisaran Rp 340 hingga Rp 348 per saham.
Sebelumnya, Analis Senior Bina Artha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan, meskipun Emirsyah sudah tidak menjabat direksi Garuda Indonesia, tetapi pelaku pasar merespon negatif terhadap saham GIAA dengan melakukan aksi jual.
"Memang tidak ada hubungan lagi dengan Garuda sekarang, tapi ditakutkan akan merembet ke perusahaanya nanti," ujar Reza saat dihubungi, kemarin.
Menurut Reza, sentimen negatif tersebut bersifat sementara dan pelaku pasar akan lebih melihat kinerja Garuda dalam mencetak keuntungan dan penguasaan pasarnya di industri penerbangan.
"Saya perkirakan saham Garuda akan bergerak pada kisaran support Rp 340 hingga Rp 342 dan resistance Rp 362 sampai Rp 364 per saham," tutur Reza.
KPK menetapkan Emirsyah Satar sebagai tersangka suap pembelian mesin pesawat dari Rolls Royce Inggris.
"Betul," kata Ketua KPK Agus Rahardjo saat dihubungi Tribun, Jakarta, Kamis (18/1/2017).
Sementara itu, Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengatakan pihaknya telah menggeledah empat lokasi di Jakarta terkait kasus tersebut.
"Nilainya cukup signifikan, jutaan dolar Amerika," kata Febri Diansyah.