Kisah Sukses Adji Watono (3): Berjibaku Menyelamatkan Perusahaan dari Badai Krisis
Dwi Sapta memutuskan menerima pinangan Dentsu Aegis Network karena melihat kolaborasi dengan mitra internasional adalah keniscayaan.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketika bisnis advertising yang Adji Watono rintis mulai mekar, krisis multidimensi melanda Indonesia pada 1998. Adji menghadapi ujian berat. Krisis membuat perusahaan mengurangi belanja iklan.
Akibatnya. omzet Dwi Sapta anjlok hingga 50 persen. Namun Adji melihat perusahaannya masih beruntung. Sebab ada perusahaan iklan lain yang omzetnya turun hingga 70-90% bahkan diambang kebangkrutan.
Dwi Sapta bisa bertahan karena kliennya seperti Djarum, Kalbe Farma, dan Astra adalah perusahaan kuat. Perusahaan itu memang terpapar krisis, tetapi tetap memiliki alokasi belanja iklan, meski berkurang.
Setelah berhasil melewati krisis ekonomi 1998, usaha Dwi Sapta terus berkibar. Krisis, kata Adji, mengajarkan untuk tidak sombong dan tetap inovatif. Hingga sekarang, perusahaan ini memiliki 11 anak usaha yang bergerak di bidang media dan komunikasi.
Baca: Kisah Sukses Adji Watono (1): Rintis Kerajaan Bisnis Advertising dari Studio Foto di Rawamangun
Sejak 2012, Dwi Sapta Group telah berhasil meraih omzet Rp 1 triliun. Bahkan saat ini menurut Adji, omzet perusahaannya sudah lebih dari Rp 1 triliun per tahun.
Jumlah klien semakin banyak. Saat ini, Dwi Sapta menangani 150 brand dari 40 perusahaan di Indonesia.
Agar kepaknya makin lebar, di tahun 2017 ini dua peristiwa penting menjadi tonggak sejarah Dwi Sapta.
Dua peristiwa tersebut adalah keputusan perusahaan meleburkan diri dalam jaringan perusahaan advertising dunia dan peralihan tongkat estafet kepemimpinan ke generasi kedua.
Pada 25 Januari 2017, Dwi Sapta mengumumkan merger dengan Dentsu Aegis Network. Perusahaan agensi yang berpusat di London ini mengakuisisi delapan dari 11 anak perusahaan Dwi Sapta.
Kedelapan perusahaan tersebut adalah dua agensi periklanan (Dwi Sapta dan Main Ad), dua agensi spesialis media (DSP Media dan Main Media), satu agensi digital (Inexus), satu agen aktivasi merek (BEE Activator), satu agensi humas (Dwi Sapta PR), dan satu agensi riset (Dwi Sapta Research).
Adji bilang keputusan merger dengan Dentsu Aegis Network sudah melalui pertimbangan matang selama dua tahun.
Baca: Kisah Sukses Adji Watono (2): Dapat Klien Besar Perusahaan Rokok Kretek Asal Kudus
Dwi Sapta memutuskan menerima pinangan Dentsu Aegis Network karena melihat kolaborasi dengan mitra internasional adalah keniscayaan di era globalisasi.