GMF dan BP Batam Sepakati Kerjasama Bidang Perawatan Pesawat
Nota kesepahaman ditandatangani oleh Direktur Utama GMF, Juliandra dan Kepala BP Batam, Hatanto Reksodiputro pada Senin
Penulis: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMF), anak usaha PT Garuda Indonesia (Persero), Tbk yang bergerak di bidang perawatan pesawat (Maintenance, Repair, and Overhaul) sepakati nota kesepamahaman dengan Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (BP Batam) dalam hal penggunaan lahan untuk pengembangan industri perawatan pesawat di kawasan bandara Hang Nadim, Batam.
Nota kesepahaman ditandatangani oleh Direktur Utama GMF, Juliandra dan Kepala BP Batam, Hatanto Reksodiputro pada Senin (20/2/2017) di Kantor Pusat BP Batam, Batam, Kepulauan Riau.
Direktur Utama GMF Juliandra mengatakan bahwa lahan milik BP Batam ini akan dipergunakan oleh GMF dan partner untuk pembangunan fasilitas perawatan pesawat dalam hal ini Hangar dan fasilitas pendukung lainnya termasuk pengembangan gudang logistik, yang merupakan salah satu implementasi strategi inorganik GMF.
“Pembangunan gudang logistik merupakan komitmen kami dalam mengembangkan bisnis logistik GMF di area Batam. Nantinya keberadaan gudang logistik akan mendukung kebutuhan persediaan suku cadang untuk operasional Hangar di lahan tersebut dan juga untuk line maintenance GMF di area Sumatera dan sekitarnya,” katanya.
Sementara itu fasilitas perawatan pesawat berupa Hangar yang rencananya akan berdiri dengan luas bangunan sekitar 25.000m2 ini akan dibangun untuk menyerap pasar perawatan pesawat internasional. Saat ini pembangunan hangar sedang dalam tahap evaluasi kelayakan bisnis bersama, dan ditargetkan dapat mulai dibangun di semester kedua tahun 2017, dan dapat beroperasi di semester kedua tahun 2018.
Pada kesempatan itu Juliandra juga menyatakan antusiasme GMF dalam bekerja sama dengan pihak BP Batam. “Kami mengapresiasi kesempatan yang diberikan pihak BP Batam dalam menyiapkan lahan untuk GMF beriringan dengan pengembangan Bandara Hang Nadim. Langkah yang selanjutnya akan ditempuh sebagai tindaklanjut nota kesepahaman ini adalah melakukan penetapan lokasi dan pengukuran lahan, negosiasi aspek komersial, penyusunan perjanjian kerjasama, dan kemudian dilanjutkan dengan pengurusan perijinan usaha. Paralel kami juga akan merealisasikan partnership dengan beberapa pihak dalam mengembangkan bisnis GMF di Batam ini” katanya.
Juliandra menambahkan bahwa pemilihan Batam sebagai area pengembangan bisnis GMF didasarkan pada faktor lokasi yang strategis di mana Batam sangat dekat dengan Singapura yang merupakan hub aviasi Asia. Selain itu, potensi Batam sebagai kawasan yang mengalami pertumbuhan bisnis dan perdagangan yang cukup pesat dan adanya kemudahan fasilitas kepabeanan terkait dengan rencana pengembangan bisnis logistik GMF di Batam juga menjadi pertimbangan bagi GMF dalam melakukan ekspansi bisnisnya di Batam. "Kami yakin, ekspansi bisnis GMF di Batam yang memiliki potensi sangat baik ini mampu mendorong tercapainya visi GMF di tahun 2020 sebagai 10 besar MRO di dunia," tambahnya.
Sementara itu, Kepala BP Batam Hatanto Reksodiputro mengatakan kerjasama ini merupakan salah satu hasil dini dari upaya mendatangkan investasi di sektor industri teknologi tinggi, yang menjadi bagian dari Misi BP Batam dan dalam pelaksanaannya MRO juga merupakan salah satu industri yang menjadi target BP Batam untuk pertumbuhan ekonomi.
“Sangat menghargai dan menyambut baik keputusan GMF untuk membangun MRO di Batam, kami optimis dengan adanya MRO di Batam akan dapat menggerakkan industri penerbangan lebih baik lagi ke depan,” katanya.
Menutup acara penandatanganan MoU ini, Hatanto mempunyai harapan yang tinggi terhadap kemajuan pembangunan dan pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Batam. “Dengan beroperasinya GMF di Batam, tentunya akan membuka lapangan kerja skill baru, disamping juga akan semakin menambah daya tarik Batam sebagai kawasan tujuan investasi,” paparnya optimis.