Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Cadangan Devisa Kuat, BI Mengaku Siap Antisipasi Langkah The Fed Naikkan Bunga

Volatilitas nilai tukar rupiah tahun 2016 membaik dibanding 2015 dan perbaikan tersebut berlanjut hingga memasuki tahun 2017.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Cadangan Devisa Kuat, BI Mengaku Siap Antisipasi Langkah The Fed Naikkan Bunga
KOMPAS IMAGES
Kantor Bank Indonesia 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -‎ Bank Indonesia mencatat cadangan devisa Indonesia akhir Februari 2017 sebesar 119,9 miliar dolar AS, lebih tinggi dibandingkan posisi akhir Januari 2017 yang sebesar 116,9 miliar dolar AS.

Nilai sebesar itu dinilai cukup kuat untuk menghadapi kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed). Para petinggi Federal Open Market Committee (FOMC) mensinyalkan kenaikan suku bunga The Fed Maret ini.

Riza Tyas, Deputi Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI mengatakan, volatilitas nilai tukar rupiah menunjukkan perbaikan. Volatilitas nilai tukar rupiah tahun 2016 membaik dibanding 2015 dan perbaikan tersebut berlanjut hingga memasuki tahun 2017.

Sementara Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Tirta Segara mengatakan, ‎peningkatan nilai cadangan devisa tersebut terutama dipengaruhi penerimaan devisa.

Antara lain, berasal dari penerimaan pajak dan devisa ekspor migas bagian pemerintah, penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, serta hasil lelang Surat Berharga Bank Indonesia (SBBI) valas.

"Penerimaan devisa tersebut melampaui kebutuhan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan SBBI valas jatuh tempo," ujar Tirta di Jakarta, Selasa (7/3/2017).

Berita Rekomendasi

Baca: Bank Indonesia: Tren Utang Luar Negeri Swasta Turun

Posisi cadangan devisa per akhir Februari 2017 cukup untuk membiayai 8,9 bulan impor atau 8,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

"Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan," tutur Tirta.

Riza enggan menyebut potensi kenaikan atau penurunan Cadev bulan ini apabila The Fed benar-benar merealisasikan rencana kenaikan suku bunganya. Namun ia melihat pasar belum menunjukkan reaksi yang ekstrem.

"Rencana kenaikan The Fed sudah ter-priced-in. Yang jelas, BI selalu berada di pasar tetapi terukur," tambahnya.

Sebelumnya, Kepala Ekonom Bank Mandiri Anton Gunawan memperkirakan kenaikan suku bunga The Fed sebanyak dua kali dan maksimal tiga kali di tahun ini. Perkiraan kenaikan suku bunga maksimal sebanyak tiga kali tersebut, sejalan dengan pergantian anggota The Fed yang cenderung dovish.

Anton bilang, jika nantinya suku bunga AS naik maka akan berdampak pada penguatan dollar AS. Namun menurutnya, Presiden AS Donald Trump juga akan menahan penguatan tersebut.

Halaman
12
Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas