Cadangan Devisa Kuat, BI Mengaku Siap Antisipasi Langkah The Fed Naikkan Bunga
Volatilitas nilai tukar rupiah tahun 2016 membaik dibanding 2015 dan perbaikan tersebut berlanjut hingga memasuki tahun 2017.
Editor: Choirul Arifin
Di sisi lain, Anton juga menghitung, jika The Fed naik hingga 150 basis points (bps) sepanjang tahun ini maka masih ada selisih 3,25% dari suku bunga BI 7-day reverse repo rate.
Meski The Fed naik, imbal hasil (yield) yang ditawarkan pemerintah juga masih menarik sekitar 7%-8%, lebih tinggi dibanding US Treasury bertenor 10% yang hanya sebesar 2%.
Dengan demikian, investor masih akan tertarik berinvestasi di Indonesia yang ditandai dengan masuknya arus modal asing (capital inflow).
Apalagi, investor juga melihat fundamental ekonomi Indonesia cukup baik, sejalan dengan peningkatan peringkat kredit dari Moody's dan Fitch untuk Indonesia menjadi investement grade.
Karena itu Anton memperkirakan nilai tukar rupiah bisa ditahan di level Rp 13.400 per dollar AS. "Kecuali kalau The Fed naik sampai 2% (empat kali kenaikan) dan US Treasury ke 3%, itu bisa bisa menekan rupiah ke Rp 13.800 per dolar AS," kata Anton.
Reporter: Adinda Ade Mustami/Kontan
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.