Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Usulkan IRI Masuk Kurikulum Universitas, Putut: Dengan Konsep IRI, Gaji Petani Juga Bisa Tinggi

Pemantapan tentang IRI di bangku kuliah menjadi langkah menanamkan wawasan nusantara kepada generasi penerus bangsa.

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Usulkan IRI Masuk Kurikulum Universitas, Putut: Dengan Konsep IRI, Gaji Petani Juga Bisa Tinggi
ISTIMEWA
Ketua Pelaksana Ekayastra Unmada AM Putut Prabantoro, memberi kuliah umum bertema "IRI: Perkawinan BUMN dan BUMD" di Fakultas Ekonomi Universitas Atmajaya Yogyakarta, Rabu (8/3/2017) lalu. 

TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Ketua Pelaksana Gerakan Ekayastra Unmada-Semangat Satu Bangsa, AM Putut Prabantoro mengatakan modul Indonesia Raya Incorporated (IRI) perlu dimasukkan dalam kurikulum pengajaran di perguruan tinggi.

Pemantapan tentang IRI di bangku kuliah menjadi langkah menanamkan wawasan nusantara kepada generasi penerus bangsa.

"Dunia pendidikan harus memiliki wawasan nusantara, dan IRI itu berbasis pada wawasan nusantara. Sehingga kami mengusulkan IRI masuk kurikulum perguruan tinggi,” ujar Putut seusai  memberi kuliah umum bertema "IRI: Perkawinan BUMN dan BUMD" di Fakultas Ekonomi Universitas Atmajaya Yogyakarta, Rabu (8/3/2017) lalu.

Menurut dia, wawasan nusantara sebagai cara pandang bangsa yang melihat ekonomi, politik, sosial dan budaya sebagai satu kesatuan, sangat penting tertanam di setiap anak bangsa.

Kurikulum IRI, kata Putut, bisa mengikis persoalan-persoalan yang menghambat tercapainya kesejahteraan dan keutuhan NKRI seperti masalah mayoritas minoritas, perbedaan agama, putra daerah putra bangsa, atau jawa dan luar jawa.

"Dengan kurikulum IRI, para pemimpin bangsa bisa mengarahkan anak didik ke mana mereka akan pergi, dan apa yang nanti harus diperbuat," katanya.

Kuliah umum diikuti sekitar 300-an mahasiswa dan dibuka oleh Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Atmajaya Yogyakarta Drs Sigit Triandaru Msi Phd.

Berita Rekomendasi

Pemantapan wawasan nusantara melalui kurikulum IRI, menurut Putut, tidak hanya menyangkut aspek ekonomi, tetapi juga hukum, sosial, dan budaya.

"Seberapa banyak sumber ekonomi yang ada, sebanyak itulah bisa diberikan pemahaman tentang kemantapan wawasan nusantara," katanya.

Putut menyebut IRI dapat mengatasi masalah ketidakmerataan kesejahteraan. Banyak putra-putri dari berbagai daerah yang dikirim belajar ke Yogyakarta, Jakarta dan daerah-daerah besar lainnya di Indonesia.

Menjadi persoalan karena setelah lulus mereka tinggal di daerah-daerah tersebut dengan segala kesuksesan yang dicapai.

"Ini menjadi prototype kesuksesan tidak bisa dicapai di daerah asal. Dengan IRI mereka akan kembali dan membangun daerahnya karena di sana ada pekerjaan. Kerja di Kalimantan, kerja di Papua sama saja dengan kerja di Jakarta dan daerah-daerah lainnya. Dengan konsep IRI, misalnya, gaji petani juga bisa besar," tukasnya.

Konsep IRI terus digaungkan Gerakan Ekayastra Unmada. Sejauh ini ada 14 profesor dan doktor dari berbagai perguruan tinggi ternama di Indonesia yang menyatakan mendukung pelaksanaan IRI sebagai paradigma baru kesejahteraan Indonesia.

Selain itu dukungan juga disampaikan Persatuan Purnawirawan Angkatan Darat dan Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres).

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas