Konsolidasi Bisnis, Barito Pacific Akuisisi Star Energy
Star Energy memiliki aset di tiga divisi. Aset divisi minyak dan gas meliputi Kakap PSC, Sebatik PSC, dan Sekayu PSC.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Taipan Prajogo Pangestu tengah mengonsolidasi bisnis di bawah holding PT Barito Pacific Tbk (BRPT). Perusahaan yang membawahi sektor kehutanan, perkebunan, pertambangan, industri, properti, perdagangan, energi terbarukan, dan transportasi ini berencana mengakuisi sebagian besar saham Star Energy Group Holdings Pte Ltd (SEGHL).
BRPT telah menandatangani supplemental memorandum of understanding (MoU) dengan dua pemegang saham SEGHL, yakni Star Energy Investment Ltd dan SE Holdings Limited pada 21 Maret.
"Rencana akuisisi itu merupakan transaksi afiliasi di mana Barito Pacific, Star Energy Investment, maupun SE Holdings Limited dikendalikan oleh pihak yang sama, yakni oleh Prajogo Pangestu," terang Direktur BRPT Henky Susanto dan Salwati Agustina dalam keterbukaan informasi di BEI, Kamis (23/3/2017).
Berdasarkan laporan keuangan tahun 2016, BRPT telah menandatangani kesepakatan awal dengan Star Energy Investment dan SE Holdings Limited untuk akuisisi ini.
Kesepakatan awal tersebut diteken pada 20 Desember 2016.
BRPT membayar uang muka US$ 58,60 juta saat kesepakatan awal. BRPT menutup dana untuk uang muka ini dari fasilitas pinjaman Bangkok Bank Public Company Limited senilai US$ 60 juta pada 21 Desember 2016.
Manajemen BRPT belum mengungkapkan total nilai akuisisi atas sebagian besar saham Star Energy ini. Tapi BRPT sudah ancang-ancang untuk kebutuhan dana.
Sekadar mengingatkan, rapat umum pemegang saham luar biasa BRPT bulan lalu menyetujui rencana menjaminkan saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) untuk mencari pinjaman.
BRPT akan menjaminkan 850 juta saham TPIA untuk pinjaman sekitar US$ 300 juta dari sindikasi bank.
Star Energy memiliki aset di tiga divisi. Aset divisi minyak dan gas meliputi Kakap PSC, Sebatik PSC, dan Sekayu PSC.
Aset geothermal adalah Wayang Windu dan Jailolo. Sedangkan aset coal bed methane lewat Sekayu II.
Raphon Prima, analis NH Korindo Securities, dalam riset 23 Februari memperkirakan, BRPT bisa mengantongi pendapatan US$ 2,01 miliar dengan laba US$ 159 juta.
Raphon merekomendasikan beli saham BRPT dengan target harga Rp 3.570. Kemarin, saham BRPT ditutup Rp 2.790 per saham, mencetak level tertinggi sejak 8 Januari 2008.
Reporter: Dede Suprayitno