Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Fasilitas Helipad Jadi Daya Pikat Properti

Ketika satu dari tiga aspek tersebut tidak diperhatikan, maka pembangunan yang dilakukan tidak akan maksimal.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Fasilitas Helipad Jadi Daya Pikat Properti
IST
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Perusahaan pengembang besar kini cenderung memikirkan kemudahan akses transportasi untuk mencapai hunian yang mereka bangun. Itu sebabnya, tidak perlu heran ketika perusahaan pengembang besar seperti di Karawaci membangun fasilitas helipad di kawasan perumahan atau properti yang mereka bangun.

“Pengembang besar sudah mulai melakukan pembangunan sarana transportasi helikopter dengan membangun helipad. Dengan demikian, akses terhadap hunian itu bisa cepat dan efektif. Grup-grup besar ini memang punya hubungan baik dengan pemerintah sehingga pembangunan jalan-jalan tol kerap mencapai hunian yang mereka bangun,” kata ketua Real Estate Indonesia (REI) Banten Roni Hardianto Adali dalam keterangan persnya, Jumat (7/4/2017).

Roni menuturkan, umumnya pengembang memang memikirkan pembangunan perumahan atau properti selalu terintegrasi dengan pembangunan infrastruktur dan kemudahan akses transportasi. Akan tetapi, pengembangnya hanya bisa menghimbau hal tersebut kepada para kepala daerah. Ketika satu dari tiga aspek tersebut tidak diperhatikan, maka pembangunan yang dilakukan tidak akan maksimal.

Semisal, pembangunan kompleks hunian baru dengan berbagai fasilitas, tanpa sarana akses transportasi yang mendukung maka dipastikan kompleks hunian tersebut akan kesulitan untuk tumbuh maupun bersaing secara ekonomi. Bagaimanapun, kecenderungan konsumen saat ini akan lebih memilih hunian yang memiliki akses dan sistem transportasi yang terintegrasi.

“Sudah pasti pengembang memikirkan itu. Hunian itu tidak akan bisa dicapai tanpa dukungan pembangunan infrastruktur dan kemudahan transportasi,” kata Roni menambahkan.

Kecenderungan seperti ini dapat kita jumpai di Jakarta. Pembangun hunian atau properti beriringan dengan akses transportasi seperti jalan raya maupun pintu tol. Itu sebabnya pembangunan perumahan mewah maupun apartemen selalu memikat pembeli melalui "jualan" akses transportasi.

Bintaro Jaya Perumahan, menjadi salah satu pengembang yang memiliki konsep terintegrasi ini. Konsep hunian yang mereka tawarkan mesti lengkap meliputi sarana prasarana yang memadai untuk kebutuhan para penghuninya. Selain fasilitas berupa tempat olahraga, sekolah, lingkungan yang bersih dan asri, mereka juga sangat mempertimbangkan akses transportasi yang mudah dijangkau, apalagi akses transportasi umum.

Berkat mudahnya akses transportasi itu, permintaan terhadap perumahan elite Pondok Indah yang dikembangkan PT Metropolitan Kentjana sejak 1980-an tidak pernah surut. Berawal dari hanya sekitar 180 hektare kini tumbuh menjadi sekitar 460 hektare dengan sekitar 35 ribu unit hunian di dalamnya. Akses transportasi umum ke kawasan ini pun terus berkembang terutama selepas pembangunan ruas tol Pondok Pinang-Taman Mini pada awal 1990. Terlebih jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR) kini telah terhubung dengan wilayah Bekasi, Jawa Barat dan Serpong, Tangerang Selatan, Banten.

Berita Rekomendasi

Pembangunan akses mass rapid transit (MRT) yang merupakan transportasi berbasis rel listrik, diprediksi akan memengaruhi kawasan Pondok Indah. Memang jalur MRT tidak melewati kawasan itu, namun terminalnya ada di Lebak Bulus (dekat Pondok Indah). Jalur MRT ini merupakan "jalur utama" transportasi yang berada di selatan dan barat daya Jakarta untuk mencapai pusat kota. Kendati akses transportasi belum teruji efektivitasnya, infrastruktur jalan atau akses transportasi selalu memberi pengaruh positif terhadap harga sebuah tempat hunian.

Contoh pengembang lainnya, seperti Sinar Mas Land juga “menjual” akses transportasi sebagai bagian dari cara memikat konsumen. Hampir seluruh proyek yang dikembangkan pengembang ini selalu mendekati akses pintu tol. Oleh karena itu, jangan heran jika Sinar Mas tetap berkembang di luar Jakarta.

Fakta tersebut merupakan fenomena yang berangkat dari keadaan transportasi di Jakarta yang saat ini belum bisa menjamin akses yang cepat dan efektif, terutama akibat kemacetan yang semakin parah. Kondisi tersebut tentu mempengaruhi mobilitas ekonomi terutama bagi para pelaku bisnis dan pengusaha yang membutuhkan waktu cepat dan efektif.

Melihat problem kemacetan yang mengganggu mobilitas sosial maupun ekonomi itu, maka pengembangan akses transportasi pendukung menjadi sangat penting. Itu sebabnya pemerintah menggenjot pembangunan infrastruktur transportasi antara lain MRT. Termasuk penambahan dan perbaikan untuk kereta listrik (KRL) maupun penambahan ruas-ruas jalan tol. Pengembangan sistem transportasi massal di Jakarta tersebut tentu akan banyak memberi pengaruh nyata, terutama mobilitas dari berbagai kota-kota penopang Jakarta seperti Bekasi, Depok, Bogor hingga Tangerang.

Pengembangan sistem transportasi juga harus mampu memberi solusi bagi hal-hal yang sangat mungkin terjadi di masa depan. Seperti memberikan akses terhadap perkembangan moda transportasi lain yang sifatnya mendesak seperti darurat kesehatan, bencana, dan keamanan. Selain itu, moda transportasi ini bisa juga digunakan untuk kepentingan bisnis dan layanan eksklusif.

Pusat perbelanjaan dan hunian seperti Pondok Indah telah memiliki fasilitas helipad. Fasilitas tersebut bisa digunakan sewaktu-waktu untuk berbagai kepentingan seperti mendaratnya heli ambulans untuk darurat kesehatan, pick-up helikopter untuk ke luar kota seperti Bandung hingga pick-up ke Bandar Udara Soekarno-Hatta.

Urgensi helipad juga dirasakan oleh Kota Deltamas, yang baru-baru ini mendirikan helipad di belakang kantor pemasaran pengembang properti tersebut. Keberadaan helipad tersebut untuk mempermudah transportasi melalui helikopter di kawasan Kota Deltamas dan sekitarnya. Terlebih banyak ekspatriat yang berkunjung ke kawasan tersebut.

Tidak hanya pengembang yang berkepentingan terhadap ketersediaan helipad ini. Semakin banyak helipad yang tersedia di lokasi hunian, perkantoran dan lain-lain, terutama kota penopang seperti Bekasi, Tangerang, Depok dan Bogor akan mempermudah mobilitas masyarakat. Dan masyarakat akan semakin merasakan manfaat yang besar dari hunian mereka. Dampaknya akan kembali kepada para pengembang properti tersebut. Nilai propertinya akan semakin bagus.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas