Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Dulu Penjudi Kelas Berat, Sulis Kini Sukses Membudidaya Tanaman Tin

Kisah pria asal Surabaya ini bermula saat niat berkunjung ke tanah suci untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, tahun 2006 silam.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Dulu Penjudi Kelas Berat, Sulis Kini Sukses Membudidaya Tanaman Tin
Surya/Pipit Maulidya
Sulis, pembudidaya buah tin di Surabaya. 

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - "Apa yang kamu tanam, itu juga yang akan kamu tuai"

Kalimat bijak itu sesuai apabila disandingkan dengan kehidupan Sulistyo Wahono yang akrab dipanggil Sulis.

Kisah pria asal Surabaya ini bermula saat niat berkunjung ke tanah suci untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, tahun 2006 silam.

"Dulu saya pernah jadi master biliard, suka main judi. Kalau berjudi saya selalu menantang lawan yang berat, uangnya tidak pernah saya nikmati sendiri. Saya berikan kepada teman-teman. Tapi kok rasanya ada yang kurang? Nah akhirnya saya mulai ingin mendekatkan diri pada Tuhan," kisahnya, Jumat (14/4/2017).

Tak hanya bisa menunaikan ibadah haji untuk melengkapi rukun Islam ke lima, Sulis bahkan menemukan ladang pekerjaan baru, berkebun buah Tin.

Pemimpin rombongan kala itu mengajak Sulis, beserta istrinya Ardy Anik Setiyawati untuk mengunjungi perkebunan tin di Madina. Di sana, dia bertemu salah seorang pedagang asal Indonesia yang membudidayakan buah tin.

"Dari sana saya belajar tentang buah yang pernah disebutkan dalam kitab suci Al Quran, melalui surat At Tin. 2007 saya mulai membeli bibit dari Madinah. Kala itu saya tak punya banyak uang, tapi bismillah bisa beli 200 bibit buah tin untuk berkebun di Surabaya," kisahnya.

Berita Rekomendasi

Pada 2007, Sulis tak langsung mendapatkan hasil. Kebun itu tidak begitu serius ia garap. Sampai di tahun 2010 dirinya mantap berkebun tin, dan meninggalkan pekerjaannya. Tujuh bulan fokus budidaya, Sulis mengaku bisa punya rumah impiannya.

"Bayangkan hanya tujuh bulan, saya bisa beli tanah dan bangun rumah. Kenalan juga banyak, karena memang yang budidaya masih dikit, sementara peminatnya cukup banyak," tuturnya.

Kebun buah tin milik Sulis tak seperti yang dibayangkan orang kebanyakan.

Kebunnya tak terhampar pada lahan yang luas, melainkan hanya di teras balkon lantai dua rumahnya di Jl Simorejo Sari, Surabaya. Di situ, bibit pohon tin ditanamnya di dalam ratusan pot yang disusun rapi berdasarkan usia pembibitan.

Bagi Sulis, jalannya menjadi orang baik, mendekatkan diri pada Tuhan sungguh tak bisa di duga. Ayah dari Annisa Aulia Fitriani dan Arrijal Nur Firdaus ini mengaku keputusannya membudidayakan buah tin, bukan semata untuk mencari nafkah. Namun juga mengetahui khasiatnya yang terpercaya.

"Menurut penelitian komunitas budidaya buah tin Jawa Timur, buah Tin punya kandungan Kalium, Omega 3 dan 6 yang berguna untuk menjaga tekanan darah tinggi dan serangan jantung. Selain itu juga punya kandungan kalsium lebih tinggi dari susu. Tak hanya buah, daunnya juga bisa diolah dan dikonsumsi," tambahnya.

Membantu Sesama

Karena kandungannya itu, Sulis menyebut bahwa sebagian besar pelanggannya adalah mereka yang seringkali mengeluhkan berbagai macam penyakit namun akhirnya sembuh usai mengonsumsi buah tin dan daunnya.

"Saya juga memproduksi teh dari daun tumbuhan tin, setiap kurang lebih seratus gram dengan harga Rp 50 ribu rupiah. Kadang istri juga buat olahan dari buah tin, ada sale, nastar, dan manisan," ujarnya.

Dirinya juga membibit pohon tin untuk dijual dengan kisaran harga mulai Rp 100 sampai Rp 10 juta rupiah. Dari buah tin, Sulis juga seringkali membantu para tetangganya yang kesusahan, lantaran sakit.

"Sekarang bisanya cuma bantu-bantu kalau ada tetangga yang susah, kami sambang dan bawah buah dan daun tin. Ya namanya tetangga, teman, kerabat pasti gratis, kami tidak hitung-hitung," tegasnya.

Di Surabaya pembudidaya buah tin masih dihitung jari. Sulis mengaku, kini dirinya bersama anggota komunitas budidaya buah tin Jawa Timur sering melakukan sosialisasi.

"Karena kandungannya bermanfaat untuk berbagai keluhan penyakit, makanya kami selalu sosialisasikan. Ke mana-mana, Lamongan, Surabaya, bahkan saya biasa kirim luar negeri seperti Taiwan dan Australia," tutupnya.

Melihat usaha sang suami, Ardy Anik Setiyawati lantas tak berdiam diri. Selain menjadi guru, perempuan yang juga ikut merasakan manfaat buah dan daun tin ini sering sosialisasi terhadap para temannya.

"Tentu kami ingin melihat semua orang juga merasakan manfaatnya," pungkasnya. (Pipit Maulidiya)

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas