Hadiri KTT Jalur Sutera di Bejing, Jokowi: Indonesia Pernah Jadi Mata Rantai Perdagangan Rempah
"Saya ingin mengingatkan bahwa di abad-abad di mana Jalur Sutera pertama kali berkembang, Indonesia saat itu dikenal sebagai kepulauan rempah."
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Saat menghadiri KTT Jalur Sutera di Beijing, China, Presiden Joko Widodo menyampaikan kepada Kepala Negara untuk bekerja sama dengan Indonesia dan Asia Tenggara dalam mengolah dan mengembangkan bahan baku industri dan pangan yang dimiliki.
"Saya ingin mengundang Bapak/Ibu sekalian untuk bekerja sama erat dengan kami di Indonesia dan di ASEAN untuk menggarap bersama bahan baku industri yang kami miliki, bahan baku pangan yang kami miliki, dan sumber daya energi yang kami miliki untuk mengembangkan bersama, dari ujung ke ujung, rantai produksi di sepanjang Jalur Sutra," ujar Presiden di ICC Beijing, Senin (15/5/2017).
Dalam forum sesi pertama yang membahas tentang sinergi kebijakan, Presiden mengingatkan kembali peranan Indonesia saat Jalur Sutra pertama kali berkembang, bahwa Indonesia memang dikenal sebagai kepulauan kaya rempah.
"Saya ingin mengingatkan bahwa di abad-abad di mana Jalur Sutera pertama kali berkembang, Indonesia saat itu dikenal sebagai kepulauan rempah, the Spice Islands," ucap Presiden.
Presiden juga menyebut bahwa Indonesia merupakan satu di antara tiga negara utama di dunia yang memasok bahan pangan seperti kakao, kopi, kelapa, minyak kelapa sawit, dan rempah-rempah.
"Bersama beberapa negara di Asia Tenggara, Indonesia merupakan di antara top tiga di dunia pemasok bahan baku pangan seperti kakao, kopi, kelapa, minyak nabati, terutama minyak kelapa sawit. dan rempah-rempah seperti kayu manis, pala, dan banyak yang lain," tutur Jokowi.
Sementara di bidang industri, Indonesia juga berada dalam tiga besar negara pemasok bahan baku industri seperti nikel, timah, tembaga, dan aluminium bauksit. Tak hanya itu, Indonesia juga diberkati dengan sumber daya energi yang berlimpah dan terjangkau.
"Asia Tenggara, khususnya Indonesia, juga diberkati dengan sumber daya energi yang berlimpah dan murah. Tenaga hidro, tenaga geotermal, tenaga surya, dan tentunya tenaga batu bara," ucap Jokowi.
Oleh karena itu, Presiden Jokowi ingin agar Indonesia serta Asia Tenggara kembali memainkan peranan penting dalam inisiatif yang juga disebut sebagai Jalur Sutra baru tersebut.
"Indonesia dan Asia Tenggara harus kembali memainkan peranan yang penting dalam memasok bahan baku dan sumber daya alam yang kemudian diolah menjadi produk dan jasa," kata Presiden.