Belajar Merintis Bisnis Properti dari
Membangun rumah, jembatan dan infrastruktur lainnya merupakan pengalaman berharga. Dari sini, Victor akhirnya terjun ke bisnis properti.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dunia properti seolah sudah menjadi garis tangan dan jalan hidup Victor Wirawan. Dari sektor tersebut, Victor kini bisa mengembangkan bisnis dengan mendirikan PT Anugerah Kasih Investama.
Di perusahaan investasi ini, Victor menduduki posisi sebagai Chief Executive Officer (CEO).
Bakat Victor dalam berbisnis sudah terasah sejak masa kecil. Ketika duduk di bangku SMP, Victor muda sudah berkenalan dengan bisnis ikan cupang.
Bermula dari hobi mengadu ikan cupang di sela istirahat sekolah, Victor justru berani berjualan ikan cupang. Tak tanggung-tanggung, dia mengembangbiakkan dan menjual ikan cupang ekspor.
Belajar dari pengalaman "bermain" ikan cupang, Victor semakin cerdas dalam menawarkan ide bisnisnya kepada orang lain.
"Saya punya ide, saya tawarkan ke pihak yang memiliki uang.Cocok, maka kami berbisnis," ungkap Victor kepada KONTAN, belum lama ini.
Victor tumbuh menjadi pribadi yang mandiri. Begitulah orangtuanya mengajarkan. Di usia 19 tahun, Victor sudah berani membangun pabrik rokok di wilayah Jawa Timur.
Tentu dia hanya bermodal ide dan sedikit nekat, sementara dananya diperoleh dari orang lain.
"Bisnis itu hanya bertahan tiga tahun dan akhirnya bangkrut," tutur pria kelahiran Malang, Jawa Timur, 23 November 1983.
Belajar dari kegagalan
Dia belajar dari kesalahan. Menurut Victor, kegagalan di bisnis rokok terletak pada sisi pemasaran. Dia pun tak patah semangat.
Victor kemudian bekerja dengan orang lain di Kalimantan, yakni di perusahaan kontraktor, membangun jalan provinsi.
Bagi Victor, keluar masuk menyusuri hutan, membangun jalan berkilo-kilometer adalah makanan setiap hari. Dia pun membangun infrastruktur seperti jembatan, gedung pemerintahan, juga membuka jalan penghubung antarprovinsi.
Hingga akhirnya pada 2007 Victor dipercaya oleh salah satu lembaga negara untuk mengelola proyek Rehab Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) sebanyak 10.000 unit rumah.