Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Ekspor Suku Cadang Kendaraan Indonesia Melonjak 42 Persen di Bulan Januari-Februari

"Semakin murah mobil tentu semakin murah suku cadang. Begitu pula sebaliknya."

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Ekspor Suku Cadang Kendaraan Indonesia Melonjak 42 Persen di Bulan Januari-Februari
TRIBUNNEWS/CHOIRUL ARIFIN
Display suku cadang Hino di arena GIIAS 2016 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pasar ekspor onderdil atau suku cadang kendaraan bermotor berpotensi bertumbuh. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, sejak tahun 2015-2016, ekspor suku cadang dan kendaraan bermotor tumbuh 8%, dari US$ 5,4 miliar menjadi US$ 5,8 miliar.

Sedangkan, hingga periode Januari-Februari 2017, nilai ekspor produk ini naik 42%, dari US$ 733 juta menjadi US$ 1,9 miliar.

Ketua Gabungan Industri Alat Mobil dan Motor (GIAMM) Hamdani Zulkarnaen menjelaskan, bisnis suku cadang tergolong industri after sales market.

"Jadi tidak direct langsung dengan bisnis otomotif,” katanya, Minggu (28/5/2017)

Presiden Direktur PT Indomobil Sales Motor Tbk (IMAS) Jusak Kertowidjojo menilai, bisnis suku cadang tergantung populasi kendaraan yang ada.

Namun dalam setiap penjualan mobil sudah pasti ada after sales-nya, seperti service suku cadang,dan lainnya.

"Semakin murah mobil tentu semakin murah suku cadang. Begitu pula sebaliknya,” jelasnya, Minggu (28/5/2017).

Berita Rekomendasi

Sejatinya, jumlah kendaraan berpengaruh terhadap usaha di sektor ini. Misalnya, di luar negeri, terdapat kebijakan penarikan mobil tua, yakni berumur lebih dari 10 tahun. Hamdani berujar, kebijakan ini di Indonesia belum diberlakukan. "Kalau ditarik, otomatis akan mengurangi bisnis after market," ujar Hamdani.

Dominasi lokal

Saat ini penjualan onderdil masih didominasi pasar domestik. “Ekspor spareparts sekitar 10% dari total nilai industri otomotif,” sebut Hamdani, yang juga Presiden Direktur PT Astra Otoparts Tbk (AUTO). 

Guna mendongkrak pertumbuhan industri onderdil kendaraan bermotor, GIAMM terus mendorong anggotanya merambah pasar ekspor.

Sebab, pendapatan dari ekspor bisa menolong, ketika terjadi fluktuasi nilai kurs rupiah.

Atas dasar itu, AUTO menambah jumlah komponen yang diproduksi dan memperluas pangsa ekspor, yakni ke Eropa dan Afrika.

"Tapi tidak mudah karena harus bersaing dengan Korea, China, dan India," aku Hamdani, yang menargetkan pertumbuhan ekspornya naik 7% tahun ini.

Prospek positif sektor bisnis onderdil ini memang tergambar dari kinerja AUTO.

Sampai kuartal I-2017, sudah meraih pendapatan Rp 3,4 triliun, naik 9% dibandingkan kuartal sama tahun lalu. Penjualan ekspor AUTO juga turut naik 8% dari Rp 341 miliar menjadi Rp 369 miliar.

Demikian juga dengan kinerja IMAS, distributor suku cadang dengan merek Indoparts. Mereka mencatat penjualan suku cadang Rp 2,05 triliun sepanjang 2016. Jumlah ini naik 4,6% ketimbang tahun sebelumnya yang hanya Rp 1,9 triliun.

 
Reporter: Agung Hidayat

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas