Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pakai Gas Bumi, Pengusaha Kue di Surabaya Bisa Berhemat Sekaligus Jaga Kualitas

PGN terus memperluas jaringan gas bumi di berbagai daerah, sehingga manfaat bahan bakar gas bumi semakin banyak dinikmati masyarakat

Editor: Sanusi
zoom-in Pakai Gas Bumi, Pengusaha Kue di Surabaya Bisa Berhemat Sekaligus Jaga Kualitas
ist
Sumiatun, pemilik usaha kue Kreasi Fitri di daerah Rungkut Lor Surabaya, adalah salah satu pengusaha skala kecil yang merasakan manfaat penggunaan gas bumi PGN dalam membantu proses produksi kue yang menjadi mata pencaharian utamanya. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) dan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) terus memperluas jaringan gas bumi di berbagai daerah, sehingga manfaat bahan bakar gas bumi semakin banyak dinikmati masyarakat.

Salah satunya seperti pengusaha kue skala Mikto Kecil dan Menengah (UMKM) di Surabaya, Jawa Timur.

Sumiatun, pemilik usaha kue Kreasi Fitri di daerah Rungkut Lor Surabaya, adalah salah satu pengusaha skala kecil yang merasakan manfaat penggunaan gas bumi PGN dalam membantu proses produksi kue yang menjadi mata pencaharian utamanya.

Ia mengaku bisa banyak berhemat untuk keperluan memasak kue serta bisa menggunakan gas untuk memasak secara kontinyu tanpa kuatir kehabisan ketika sedang proses memasak kue.

"Manfaat bahan bakar gas bumi ini memang besar buat saya, karena bisa dibilang tiap hari produksi. Baik kue basah maupun kue kering," ujar Sumiatun, Senin (28/8/2017). Dalam sehari ia bisa memproduksi ratusan hingga ribuan kue basah.

Kue-kue bikinannya saat ini sudah terbesar hingga ke luar kota seperti Gresik dan Sidoarjo. Beberapa juga masuk ke jaringan supermarket dan toko oleh-oleh di Surabaya.

Sumiatun mengaku, kebutuhan bahan bakar memang menjadi salah satu komponen utama dalam biaya produksinya. Hal ini dikarenakan banyaknya jenis serta kuantitas kue yang diproduksinya tiap hari.

Berita Rekomendasi

"Contoh misalnya untuk Kue Bikang saja, dalam satu malam saya biasa memproduksi hingga 500 buah. Belum lagi kue kering seperti Ceriping dan Stick Keju yang dalam satu hari masing-masing bisa berproduksi sampai 15 kg,” paparnya.

Melihat banyaknya jenis kue yang diproduksi, tentu saja energi untuk bahan bakar yang dibutuhkan sangat besar. Sumiatun, yang dikalangan tetangganya akrab disapa Bu Pri ini mengatakan, ketika mengawali usahanya ia mengandalkan gas LPG 3 kg untuk berproduksi.

Saat masih menggunakan tabung LPG 3kg, minimal dalam satu minggu ia harus 2 kali mengganti tabung. Sehingga rata-rata dalam satu bulan ia membutuhkan 8 hingga 10 tabung LPG 3 kg.

Dengan harga per tabungnya Rp 17.000 rata-rata dalam satu bulan ia menghabiskan Rp 136.000 – Rp 170.000. Namun sejak beralih menggunakan gas bumi dari PGN, biaya yang ia keluarkan untuk energi terpangkas hampir separuhnya, hanya sekitar Rp 70.000 hingga Rp 90.000 saja per bulan.

Hal ini dirasakan Sumiatun sangat meringankan. Apalagi ketika bahan-bahan kue seperti tepung atau telur sedang melonjak, setidaknya ia masih bisa berhemat dari biaya penggunaan energi.

"Kalau dijual mahal-mahal kan kasihan. Untuk kue-kue basah yang ambil kesini umumnya mereka kan kulak untuk kemudian di jual lagi ke warung-warung," ujarnya.

Ibu tiga anak ini menuturkan, selain karena lebih hemat, menggunakan gas PGN ini juga dirasakan lebih aman. "Kalau pakai LPG sebenarnya saya masih takut kalau dengar berita ada yang meledak-meledak itu," ujarnya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas