Warisan Leluhur, Alasan Rahmat Gobel Selamatkan Perusahaan Jamu Nyonya Meneer
"Jangan sampai menurunkan semangat industri jamu," tegas Rahmat Gobel.
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengusaha Rahmat Gobel bertekad ingin menyelamatkan Jamu Nyonya Meneer yang dinyatakan pailit. Alasan utamanya karena ingin mempertahankan perusahaan jamu yang sudah puluhan tahun berdiri di dalam negeri.
"Ini kan heritage (warisan)," ujar Rahmat di Jakarta, Selasa (5/9/2017).
Menurut Rahmat jika perusahaan jamu sekelas Nyonya Meneer bisa diselamatkan bisa mendorong industri tersebut. Apalagi saat ini daya beli masyarakat sedang mengalami penurunan ditengah banyaknya produk asing masuk.
"Jangan sampai menurunkan semangat industri jamu," tegas Rahmat.
Baca: Dirut Jasa Marga Kecewa, Insentif Diskon Mampu Tarik Minat Masyarakat Gunakan e-Toll
Mantan Menteri Perdagangan itu pun ingin perusahaan jamu Nyonya Meneer bisa dikembangkan lebih baik lagi ke depaannya."Kita mau dorong mengamankan jangan sampai ada apa-apa, bisa dikembangkan atau tidak," kata Rahmat.
Mengenai skema penyelamatan, Rahmat belum menentukan langkahnya. Satu hal yang pasti Rahmat tidak akan mengakuisisi 100 persen Nyonya Meneer.
"Kita bukan akusisi 100 persen. Ini perlu waktu, kami usahakan secepat mungkin," jelas Rahmat.
Sebelumnya diketahui perusahaan jamu Nyonya Meneer dinyatakan pailit di Pengadilan Negeri Semarang, Kamis 3 Agustus 2017.
Baca: Jasa Marga Hapus Gerbang Tol Cibubur dan Cimanggis
P Hendrianto Bambang Santoso, salah satu kreditur asal Sukoharjo, menggugat pailit Nyonya Meneer karena tidak menyelesaikan utang sesuai proposal perdamaian. Hendrianto mengaku baru dapat Rp 118 juta dari total utang Rp 7,04 miliar dari Nyinya Meneer.