PLN dan Bukit Asam Kerjasama Pembelian Listrik Mulut Tambang Sumsel 8
PLTU Mulut Tambang Sumsel 8 merupakan bagian dari proyek 35.000 MW dengan PT Huadian Bukit Asam Power
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT PLN (Persero) bersama PT Bukit Asam (Persero) Tbk, melalui anak perusahaannya PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP) menandatangani amandemen Power Purchase Agreement (PPA) PLTU Mulut Tambang Sumsel 8 kapasitas 2x600 MW.
PLTU Mulut Tambang Sumsel 8 merupakan bagian dari proyek 35.000 MW dengan PT Huadian Bukit Asam Power sebagai Independent Power Procedur (IPP) yang merupakan konsorsium PT Bukit Asam (Persero) Tbk dan China Huadian Hongkong Company Ltd.
Dalam amandemen PPA ini telah disepakati beberapa perubahan isi materi dari PPA sebelum diamandemen.
Listrik dari PLTU Mulut Tambang Sumsel 8 yang semula akan dialirkan ke Jawa menggunakan High Voltage Direct Current (HVDC), kini dialirkan ke jaringan transmisi Sumatera menggunakan jalur transmisi extra high voltage 500 kV (kilo Volt).
"Ini merupakan pembangkit terbesar di Sumatera juga tentu pembangkit mulut tambang terbesar saat ini," ujar Direktur Pengadaan Strategis 2 PLN Supangkat Iwan, Jumat (20/10/2017).
Selain itu, PLN juga apresiasi Bukit Asam yang telah menurunkan harga jual listrik per kWh yang sebelumnya adalah 5 sen dollar AS /kWh menjadi 4,78 sen/kWh.
"Ini komitmen PT Bukit Asam untuk mendukung agar listrik ke masyarakat lebih murah. Di satu sisi juga harga batubara diturunkan beberapa dolar berkat efisiensi yang kami lakukan dalam proses penambangan," kata Dirut PT Bukit Asam Arviyan Arifin.
Perubahan ini karena kebutuhan listrik di Jawa dinilai sudah cukup, sehingga listrik dari PLTU Mulut Tambang Sumsel 8 dialihkan untuk kebutuhan listrik Sumatera.
Termasuk dalam perubahan tersebut, konsorsium juga akan membangun jalur transmisi dari PLTU Sumsel 8 ke gardu induk PLN di Muara Enim sejauh 45 km.
Adanya penambahan jalur transmisi ini juga menambah total investasi menjadi hampir mencapai 1,7 miliar dolar AS.