Jonan: Indonesia Beli Gas dari Qatar Kalau Harga gas Dalam Negeri Lebih Mahal
"Di dalam perjanjian itu, kami mengizinkan Qatar boleh memasok gas dari luar negeri untuk PLTGU, tapi satu harganya."
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Alam (ESDM) Ignasius Jonan memastikan pembelian gas alam cair (LNG) dari Qatar, hanya dapat dilakukan jika harga di dalam negeri lebih mahal.
Jonan menjelaskan, pasokan gas dari Qatar tersebut rencananya akan digunakan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) di Sumatera Utara, hasil kerjasama PT PLN dan perusahaan anak BUMN Qatar.
"Di dalam perjanjian itu, kami mengizinkan Qatar boleh memasok gas dari luar negeri untuk PLTGU, tapi satu harganya. Mmaksimum 14 persen ICP (Indonesia Crude Price)," tutur Jonan di komplek Istana Negara, Jakarta, Senin (23/10/2017).
Selain itu, kata Jonan, pihak Qatar diperbolehkan mendatangkan gas ke Tanah Air jika harga gas di dalam negeri tidak ada yang lebih murah dibandingkan gas asal Qatar.
"Apaabila ada harga gas di dalam negeri sampai plant gate-nya itu sama atau lebih murah maka tetap ambil dalam negeri," papar Jonan.
Menurut Jonan, persoalan pembelian gas dari dalam negeri tidak menjadi masalah, dimana Presiden Joko Widodo selalu mengatakan jika pasokan gas dari luar negeri lebih murah dari dalam negeri, maka dipersilahkan membelinya.
"Ini supaya bisa mendorong industrialisasi lebih kompetitif," katanya.
Baca: Pelaku Pelecehan Anak, Sampai Orang yang Tak Punya Cukup Uang Dilarang Masuk AS
Baca: Mulai Tahun 2018, Pemprov DKI akan Memberikan Gaji untuk Guru Ngaji
Sebelumnya, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah akan melakukan pembelian gas dari Qatar untuk produksi listrik di Wilayah Indonesia Timur dengan harga 7,16 dolar AS per MMBTU.
"Sekarang Pak Archandra (Wamen ESDM) sudah menyelesaikan, hampir final. Harganya itu di 7,16 dolar AS per MMBTU dan ini juga menjadi model kepada orang lain, membuat efisiensi," papar Luhut.
Mengenai waktu pembelian gas dari Qatar, kata Luhut, saat ini masih dalam proses dan harapan Presiden Joko Widodo kerjasama dengan Qatar di semua sektor dapat selesai pada awal tahun depan.
"Presiden mau semuanya selesai kuartal satu tahun depan perjanjiannya," tutur Luhut.