Arus Digitalisasi Tidak Matikan Peluang Bisnis Percetakan, Ini Alasannya
Pemerintah sempat mencanangkan program buku pendidikan digital namun animo masyarakat masih belum besar lantaran akses internet yang belum merata
Editor: Eko Sutriyanto

Tribunnews/Dany Permana
Petugas melakukan proses cetak surat suara Pemilu Presiden (Pilpres) di percetakan PT Temprint, Jakarta Barat, Sabtu (14/6/2014). Untuk menghadapi Pilpres pada 9 Juli mendatang, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menargetkan proses cetak surat suara maksimal sampai tanggal 20 Juni. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA)
Ia optimis, dalam beberapa tahun kedepan industri percetakan masih berkembang di Indonesia.
Tantangan terbesar lainnya bukan saja berasal dari kurangnya konsumsi cetak namun peralihan teknologi mesin cetak.
"Saat ini semuanya otomatisasi dan tentu ada pengurangan tenaga kerja," sebut Jimmy.
Hal ini merupakan konsekuensi dari perubahan cara kerja yang menuntut kebutuhan tenaga terampil.
Disamping itu, demi menggiatkan konsumsi barang cetak, buku dengan sampul dan desain khusus juga menjadi peluang industri grafika meningkatkan bisnisnya.
Untuk itu, kata Jimmy, pelaku usaha dituntut kreatif dan mau menginovasi produknya sehingga dapat menciptakan pasar baru kembali. (Kontan/Agung Hidayat)
Berita Rekomendasi