Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi meminta agar PT Vivo Energy Indonesia membangun SPBU di kawasan Indonesia Timur, sama seperti dengan penyalur lainnya.

Dirjen Migas Kementerian ESDM, Ego Syahrial bahkan mengatakan kalau SPBU Vivo bisa saja ditutup kalau tidak mengikuti aturan tersebut.

"Jelas kayak Vivo itu dia harus membuktikan di Indonesia Timur. Kalau enggak, ya tutup. Gampangnya gitu," ucap Ego Syahrial saat ditemui di kantor kementerian ESDM, Jumat (27/10/2017).

Ego menjelaskan sesuai aturan penyalur memang diharuskan membangun SPBU di wilayah terluar, terdepan, dan tertinggal atau yang kerap disebut wilayah 3T.

Baca: Jual Harga BBM Premium di Bawah Pertamina, SPBU Vivo Bilang Tidak Takut Rugi

Lebih lanjut Ego mencontohkan wilayah yang harus digapai Vivo seperti di Pulau Seram  yang berada di Maluku, Sumbawa dan Alor di Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Kita minta mereka bangun di wilayah 3T. Jadi kayak kemarin itu (peresmian pertama SPBU Vivo) semua segala macam itu baru awal," papar Ego Syahrial.

Pemerintah pun berharap tahun ini ada satu SPBU dapat dibangun Vivo di Indonesia bagian timur.

"Kita akhir tahun ini minta buktikan dulu satu di wilayah timur," ucap Ego.

PT Vivo Energy Indonesia saat ini baru memiliki satu unit SPBU yang terletak di kawasan Cilangkap, Jakarta Timur yang baru saja diresmikan Menteri ESDM, Ignasius Jonan, Kamis (27/10/2017).

Baca: Sudah Jualan, Ini Jenis-jenis BBM yang Dipasarkan di SPBU Vivo

Corporate Communication PT Vivo Energy Indonesia, Maldi Al Jufrie menuturkan rencananya hingga akhir tahun ini Vivo akan membuka enam hinga tujuh unit SPBU tambahan di wilayah Jabodetabek.

"Tahun ini, insyaAllah enam sampai tujuh,  di Bekasi, Bintaro sektor 2, sektor 7, Cilandak," pungkas Maldi saat ditemui di SPBU Vivo, di Cilangkap, Jakarta  Timur, Kamis (26/10/2017).