Jokowi Akan Pangkas Anak dan Cucu BUMN, Begini Tanggapan Direksi BUMN
"Perseroan mempunya strategi kalau produk itu kita akan keluar untuk memperbarui bisnis selanjutnya, untuk investasi di bisnis selanjutnya"
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT PP Tbk akan melakukan penggabungan anak, cucu, dan cicit perusahaan dengan BUMN lainnya yang memiliki bisnis serupa.
"Kita punya lima anak perusahaan, kemudian cucu dan cicit atau entitas asosiasi maupun penyertaan modal di bawah 20 persen itu ada 19 sampai 25 perusahaan," tutur Direktur Keuangan PT PP Agus Purbianto, Jakarta, Senin (30/10/2017).
Menurutnya, Kementerian BUMN selaku pemegang saham perusahaan pelat merah memang akan merampingkan anak, cucu, dan cicit BUMN melalui penggabungan anak usaha yang bisnisnya sejenis atau dibesarkan dalam satu titik.
"Misalnya, merger perumahan, dengan Adhi karya dan Perumnas, jadi yang bisnis-bisnisnya sama akan dikelompokkan," papar Agus.
Agus menjelaskan, dalam pendirian cicit perusahaan seperti di sektor jalan tol, mengacu pada peraturan yang berlaku, perseroan harus membentuk badan usaha sehingga lahirlah cicit perusahaan tersebut.
"Perseroan mempunya strategi kalau produk itu kita akan keluar untuk memperbarui bisnis selanjutnya, untuk investasi di bisnis selanjutnya," ujarnya.
Presiden Joko Widodo menginstruksikan Menteri BUMN Rini Soemarno untuk memangkas jumlah anak dan cucu perusahaan pelat merah menjadi 200 perusahaan.
Baca: Bareskrim Lakukan Uji Forensik Digital Rekaman Video Syur di Depok dan Samarinda
Baca: Mastercard dan HalalTrip: Pasar Wisatawan Muslim Milenial Akan Melesat Tajam
Hal tersebut diungkapkan Ketua Umum Kadin Indonesia, Rosan Roeslani usai bertemu Presiden dan sejumlah menteri di Istana Merdeka, Jakarta, beberapa waktu lalu.
"Presiden mengatakan, kita akan merger, jual yang tidak berhubungan lagi dengan inti bisnis inti induknya, sehingga target anak cucu BUMN dari 800 lebih menjadi 200," tutur Rosan.
Menurut Rosan, arahan presiden tersebut disanggupi oleh Menteri BUMN yang sudah melakukan pemetaan anak dan cucu perusahaan BUMN, dimana targetkan akan selesai dalam waktu secepat mungkin.
"Ibu Rini mengamini (keinginan presiden), jadi ada pemotongan 600 perusahaan, akan diselesaikan segera karena sudah dipelajari dan ini akan menjadi restrukturisasi besar-besaran BUMN," papar Rosan.