Tak Hanya di Asia Tenggara, di Amerika Gerai Ritel Ikut Bertumbangan, Termasuk 63 Gerai Peritel Ini
Dari 63 gerai tersebut, sejumlah 45 gerai berdiri dengan merek usaha Kmart dan sisanya bernama Sears.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, AS - Tumbangnya ritel di negara-negara Asia Tenggara (termasuk Indonesia), turut mewabah hingga negara adikuasa Amerika Serikat. Peritel serba ada Sears Holdings bersiap menutup puluhan gerainya pada 2018.
Sebagaimana diwartakan USA Today, Sabtu (4/11/2017), department store legendaris yang berdiri sejak 1886 itu tengah mengalami masa sulit dalam perjalanan bisnisnya.
Setelah menutup 350 toko sejak awal tahun ini, sebanyak 63 cabang lainnya dipastikan berhenti operasional mulai Januari mendatang.
Dari 63 gerai tersebut, sejumlah 45 gerai berdiri dengan merek usaha Kmart dan sisanya bernama Sears.
"Sears Holdings melanjutkan penilaian strategisnya terhadap produktivitas gerai Kmart dan Sears. Perusahaan akan terus menyesuaikan jumlah dan juga ukuran gerai," demikian pernyataan resmi Sears Holdings.
Baca: Banyak Peritel Sepi dan Tutup, Ancaman Pengangguran Massal di Depan Mata
Lebih lanjut, Sears Holdings memastikan, penutupan tak dapat terhindarkan bagi gerai yang kurang menguntungkan.
"Kami tengah mengubah model bisnis sehingga gerai fisik dan kemampuan digital kami sesuai dengan kebutuhan dan preferensi pelanggan,” ujar juru bicara Sears Holdings.
Enam puluh tiga gerai masih tetap melayani pelanggan pada musim libur akhir tahun ini.
Sementara itu, proses likuidasi gerai terdampak bakal dimulai pada 9 November mendatang. Seluruh karyawan juga mendapat kompensasi dan kesempatan bekerja di jaringan ritel lainnya milik Sears Holdings.
Berbagai cara sebetulnya telah ditempuh perusahaan untuk menyelamatkan bisnisnya. Inisiatif tersebut mencakup penjualan merek in-house, bekerja sama dengan Amazon, hingga mencari pinjaman dari Chief Executive Officer Sears, Eddie Lampert.
Namun, guncangan ritel tetap terjadi dan memaksa Sears Holdings merelakan 63 gerai gulung tikar.
Dalam laporan terbarunya, penjualan di toko jaringan Sears Holdings merosot lebih dari 11 persen. Pendapatan pun tergerus dari 5,66 miliar dollar AS menjadi 4,37 miliar dollar AS.
Baca: Marak Perdagangan Online, Bisnis Ritel Melesu?
Saham Sears juga turun sekitar 3 persen pada Jumat kemarin, membuat akumulasi penurunan saham Sears telah mencapai setidaknya 40 persen pada 2017.
Terkait kondisi tersebut, penjualan aset diprediksi dapat menjadi opsi menarik bagi Sears Holdings dalam menggenjot pundi-pundi kasnya.
Upaya bertahan di tengah gempuran bisnis daring (online) terus diupayakan perusahaan. Strateginya antara lain menguji coba format toko lebih kecil dan memindahkan lokasi gerai ke tempat lebih prospektif.
Penulis: Haris Prahara
Sumber: CNBC,USA Today
Berita ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Tragis, 63 Gerai Peritel Legendaris AS Ini Gulung Tikar