Total Hengkang dari Blok Mahakam, Bagaimana Nasib Karyawannya?
Mayoritas para pekerja TEPI tersebut pun rela melepas status karyawannya di perusahaan asal Perancis menjadi insan Pertamina.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, BALIKPAPAN - Kurang dari dua bulan lagi, PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) akan resmi mengambil alih tongkat operator Blok Mahakam dari Total E & P Indonesie (TEPI). TEPI yang telah 50 tahun menjadi operator Blok Mahakam terpaksa harus angkat koper dari blok tersebut setelah pada 2015 lalu pemerintah memutuskan memberi hak kelola Blok Mahakam kepada Pertamina.
Sejak saat itu hingga saat ini, masa transisi terus dilakukan. Salah satu transisi yang paling penting adalah memastikan seluruh karyawan TEPI yang bekerja di Blok Mahakam mendapatkan kontrak kerja baru dari Pertamina.
Vice President Authorization Coordination, Communication, and External Affairs Total E&P Indonesie Agus Suprijanto menegaskan seluruh karyawan di Blok Mahakam telah mendapatkan penawaran kontrak kerja dari PHM. Saat ini ada sekitar 1.000 orang pekerja TEPI di Blok Mahakam yang sudah ditawarkan kontrak kerja baru oleh Pertamina.
Mayoritas para pekerja TEPI tersebut pun rela melepas status karyawannya di perusahaan asal Perancis menjadi insan Pertamina.
Baca: Dengan Social Media Analytics, Industri Bisa Pantau Tren Produk dan Pesaingnya
Baca: Sediakan Solusi Bisnis Digital End to End, Lintasarta Menjelma Jadi Total ICT Solution Company
Hanya ada sekitar 20an karyawan TEPI saat ini yang menolak bergabung dengan Pertamina karena berbagai alasan, salah satu alasannya karena ingin pensiun.
Selain para pekerja, Agus juga bilang para kontraktor yang bekerja di Blok Mahakam juga telah menandatangani kontrak dengan PHM. Dengan begitu diharapkan transisi blok Mahakam pada awal tahun 2018 bisa berjalan lancar.
"Kalau kontraktornya sudah jalan, yang rig sudah jalan, kalau semuanya jalan ya memang smooth (transisinya), berarti enggak ada masalah. Tolak ukurnya itu saja, jadi kalau di tanggal 1 sama tanggal 2 Januari tidak ada penghentian operasi, so far sih semuanya sudah jalan. Beda kalau kami tuh diganti dengan karyawan baru semuanya," imbuhnya.
Makanya, Agus menegaskan, tidak adanya TEPI pasca 2017 tidak akan berpengaruh pada operasi Blok Mahakam. Pasalnya, TEPI telah melepas status kepegawaian pekerja di Blok Mahakam.
"Kepegawaian kami kan sudah dilepas oleh Total. Jadi kami sudah bukan lagi karyawan Total. Ada atau tidak ada Total di dalam badannya Blok Mahakam itu tidak ada hubungannya dengan employment kami karena kami sudah menerima pemutusan hubungan kerja dengan Total per 31 Desember," jelas Agus pada Rabu (1/11/2017) malam.
Begitu juga dengan kontrak para kontraktor di Blok Mahakam. Agus bahkan bilang pada tahun depan jumlah rig yang beroperasi di Blok Mahakam akan bertambah.
Jika saat ini hanya ada dua rig yang beroperasi, maka tahun depan akan ada lima rig yang beroperasi. Ini sejalan dengan jumlah pengeboran sumur yang akan lebih banyak dilakukan pada tahun depan.
"Selama pembiayaannya ada, karyawan akan bekerja sesuai dengan standar operasi yang ada. Kan kontraktornya sama, malah jumlah rignya akan nambah ada atau tidak ada Total. Kami bicara dari dua rig offshore dan tiga rig swamp jadi lima rig. Sumur kita sekarang dari 14 jadi 65 di tahun depan. Jadi naik tiga kali lipat," ungkap Agus.
Reporter: Febrina Ratna Iskana