BEI Sarankan IPO Anak Usaha BUMN Beri Diskon 20 Persen untuk Investor
Bursa Efek Indonesia (BEI) mengapresiasi langkah anak perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang melantai di pasar modal
Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengapresiasi langkah anak perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang melantai di pasar modal untuk tidak terlampau mematok harga saham yang tinggi pada saat penawaran umum perdana saham (IPO).
Hal tersebut, lantaran saham yang menyusut tajam seperti yang terjadi pada anak usaha PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA), yakni PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia Tbk (GMFI).
BEI mencatat, harga saham yang ditawarkan Rp 370 per lembar saat IPO lalu turun menjadi Rp 340 per saham setelah menjalankan IPO.
"Saran underwriter, satu lihat maksimum price lalu potong 20 persen untuk kepentingan investor. Jangan malah ditambah," ujar Direktur Utama BEI Tito Sulistio di Gedung BEI, SCBD Sudirman, Jakarta, Senin (13/11/2017).
Lebih lanjut, kata Tito, harga penawaran harusnya ditetapkan sebanyak 20 persen di bawah harga saham wajar anak usaha BUMN agar investor bisa meraih keuntungan dari hasil kenaikan harga.
Menurut Tito, manajemen seharusnya tidak perlu meraih keuntungan pada saat awal IPO. Karena, perusahaan bisa mengambil keuntungan di saat menjalankan rights issue.
“IPO, diskon price 20 persen, kasih investor untung, baru pada saat rights issue perusahaan ambil untung," tambahnya.
Sebagai gambaran, Kementerian BUMN menargetkan tahun ini empat anak usaha perusahaan pelat merah ini bisa melantai di pasar modal Indonesia,
Namun yang sudah merealisasikan IPO baru PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia Tbk (GMFI). Sedangkan tiga lainnya, PT PP Presisi, PT Jasa Armada Indonesia, dan PT Wijaya Karya Gedung baru akan IPO.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.