Karakter Pemagang Indonesia di Jepang Berbeda dengan Pemagang di Korea dan Hong Kong
Karakter para pemagang (jishusei) Indonesia di Jepang lain dengan pemagang yang ada di negara lain seperti Korea dan Hong Kong.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah tiga kali melakukan pelatihan pemagangan menjadi wirausahawan bagi warga Indonesia di Jepang, ternyata karakter para pemagang (jishusei) Indonesia di Jepang lain dengan pemagang yang ada di negara lain seperti Korea dan Hong Kong.
"Di Jepang tampaknya perusahaan ketat sekali dan berdisiplin tinggi sampai Sabtu pun tidak sedikit pemagang yang sulit ke luar karena kesibukan di tempat kerjanya," kata Trilaksito Singgih, Senior Vice President Consumer Deposits Bank Mandiri kepada Tribunnews.com, Minggu (26/11/2017).
Perbedaan terlihat jelas saat Bank Mandiri membuat pelatihan wirausaha Mandiri Sahabatku, Minggu (26/11/2017) kemarin.
Baca: Ruang Udara Tertutup Debu Vulkanik, Operasional Bandara Ngurah Rai Ditutup hingga Besok Pagi
"Beda di sini tidak sebebas di Hong Kong. Kalau di sana hari Sabtu banyak sekali yang berkumpul," kata Trilaksito.
Bahkan kelas seperti di Tokyo kemarin dianggap sangat kecil, tidak cukup kalau di Hong Kong.
"Di Hong Kong bahkan ada kelas kelompok belajar dan pesertanya 400-an. Kita bahkan harus membatasi karena akan membeludak kalau tak dibatasi. Makanya di Hong Kong biasa pakai semacam ball room hotel yang luas," ungkap Trilaksito.
Baca: Mahfud MD Lebih Fokus pada Masalah Korupsi e-KTP Ketimbang Laporan Pengacara Setya Novanto
Mandiri Sahabatku mengusung empat pilar utama, yaitu mengubah pekerja migran menjadi majikan/pengusaha, mempersatukan keluarga melalui entrepreneurship, mensejahterakan keluarga dan lingkungan serta mencerdaskan bangsa.
Program pelatihan kewirausahaan ini terbagi dalam dua tahapan pelatihan, yaitu penempatan dan pasca penempatan.
Pada tahap penempatan di masing-masing negara, para peserta akan memperoleh pelajaran secara teori di dalam kelas yang mencakup analisa peluang usaha, membuat rencana bisnis, motivasi dan semangat kewirausahaan.
Mereka juga dapat memperdalam minat dan hobi bersama dengan kelompoknya dengan mentor dari trainer Mandiri sebelum kembali ke Indonesia.