Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Upaya Efisiensi Energi Nasional Masih Disalahartikan

Program pemerintah tentang “hemat energi” selama ini belum membuahkan hasil seperti yang diharapkan.

Editor: Hendra Gunawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Indonesia, selama puluhan tahun pembangunan selalu fokus untuk memenuhi pasokan energi dengan menambah kapasitas produksi energi primer dan pembangkitan tenaga listrik nasional (sisi supply) tetapi kurang memperhitungkan faktor pemborosan energi di sisi pemanfaatannya (demand side).

Ditambah dengan adanya subsidi energi yang terus membengkak selama berpuluh tahun di masa lalu, masyarakat pemakai energi sulit untuk disadarkan akan pentingnya penghematan energi.

Masyarakat Konservasi dan Efisiensi Energi Indonesia (MASKEEI) menyatakan, di samping itu kebijakan “penghematan energi" sering disalah-artikan oleh kalangan menengah kebawah dari pemakai energi, seolah-olah harus mengorbankan kenyamanan hidup mereka, karena tingkat pemakaian energi yang dinikmatinya masih rendah.

Ketua Umum MASKEEI periode 2014-2017 R.M. Soedjono Respati, mengatakan, program pemerintah tentang “hemat energi” selama ini belum membuahkan hasil seperti yang diharapkan.

Kalau dikaitkan dengan upaya mitigasi dampak perubahan iklim global, masalah energi akan menjadi tantangan semakin serius untuk mencapai sasaran Perjanjian Paris 2015, terutama karena kebutuhan energi dari negara-negara berkembang yang sangat tergantung dari energi fosil yang pemanfaatnnya menimbulkan dampak Gas Rumah Kaca (GRK) yang menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim .Oleh karena itu pula masalah energi menjadi salah satu TPB yang terpenting harus dicapai oleh semua negara di dunia.

"Upaya efisiensi energi tidak hanya membuat energi lebih produktif tetapi juga mampu “menghemat” (mengkonservasi) jumlah energi yang dipakai, karena pengurangan jumlah pemakaiannya. Oleh karena itu saat ini hasil dari upaya efisiensi energi dianggap sebagai “sumber energi pertama” (first fuel), artinya sebelum kita menambah sumber energi untuk keperluan apapun, kita harus pertama-tama memenuhi kebutuhan kita melakui efisiensi energi," kata R.M. Soedjono Respati Munas II di Lagoon Garden Room Hotel Sultan pada Rabu (6/12/2017). .

Salah satu tujuan yang sangat krusial TPB (tujuan ke 7) adalah untuk menjamin ketersediaan energi bersih dan berkelanjutan, (Clean and Sustainable Energy) serta terjangkau bagi seluruh warga dunia.

Berita Rekomendasi

Energi bersih dan berkelanjutan terdiri dari Energi Terbarukan, ditambah dengan hasil upaya Efisiensi dan Konservasi Energi Tidak Terbarukan.

Yang disebut terakhir ini merupakan upaya masif yang harus dilakukan di semua sektor ekonomi, termasuk sektor Konsumen pemakai energi final

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas