Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pemahaman yang Keliru Ini Membuat Tidak Banyak Anak Muda Mau Berinvestasi

erkait masalah finansial yang akan dihadapi generasi millennial 5-10 tahun ke depan diantaranya adalah pengeluaran lebih besar dari pendapatan

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Pemahaman yang Keliru Ini Membuat Tidak Banyak Anak Muda Mau Berinvestasi
Tribunnews.com/Hendra Gunawan
Ilustrasi investasi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Director PT Sequis Aset Manajemen,  Poniman mengatakan, istilah investasi sendiri masih dianggap berat dan tabu bagi sebagian generasi milenial.

Kebanyakan anak muda cenderung berpikir bahwa berinvestasi membutuhkan dana yang besar, mahal, dan hanya bisa dilakukan orang-orang tertentu saja.

"Padahal, investasi adalah salah satu proteksi keuangan yang bisa dilakukan siapa saja dan dapat dimulai dengan dana yang tidak besar,' kata Poniman saat Sequis Talk bertema “Millenials Business Forum: Better Finance, Better Tomorrow.” di Jakarta, Rabu (6/12/2017).

Generasi milenial adalah generasi yang lahir pada tahun 1981-2000 atau berumur 17-36 tahun di tahun 2017.

"Padahal berinvestasi reksa dana di Sequis, dapat dimulai dengan dana yang lebih murah dibanding segelas kopi di cafe," katanya.

Baca: 20 Persen Saham Sequis Indonesia Dibeli Nissay Jepang

Poniman menambahkan, pihaknya juga berupaya membuka cara pandang generasi milenial akan adanya faktor risiko di dalam fase kehidupan yang sebaiknya diantisipasi sejak awal guna memastikan hari esok yang lebih baik.

Berita Rekomendasi

Generasi muda perlu diberitahu mengenai adanya siklus kehidupan mulai  lahir, usia non produktif, usia produktif lalu kembali lagi ke usia non produktif (usia pensiun).

"Risiko kehidupan seperti pengeluaran tak terduga untuk biaya kesehatan, perbaikan kendaraan,dan risiko keuangan seperti inflasi, kehilangan pekerjaan serta gaya hidup masa kini menjadi tantangan tersendiri,"  katanya.

Terkait masalah finansial yang akan dihadapi generasi millennial 5-10 tahun ke depan diantaranya adalah pengeluaran lebih besar dari pendapatan, pinjaman yang bertambah.

"Mereka tidak dapat memiliki tempat tinggal karena pendapatan dan biaya cicilan rumah yang tidak seimbang,” katanya.

Director & Chief Agency Officer PT Asuransi Jiwa Sequis Life Edisjah pada sesi pembukaan.sebaiknya sejak dini mereka diberikan pemahaman mengenai literasi keuangan, seperti melengkapi diri dengan proteksi asuransi dan investasi.

"Ini sebagai modal dalam membangun hari esok yang lebih baik untuk dirinya, keluarga serta perekonomian Indonesia,” ungkapnya.

CEO PT JHD Randol Visi Utama (Radja Cendol) Danu Sofwan mengatakan, generasi milenials adalah generasi cerdas, kreatif, dan mudah untuk mengelola informasi, dan cenderung memilih pekerjaan yang lebih bebas, kreatif, dan fleksibel.

Sehingga kebanyakan dari mereka berhasil dan sukses ketika membuka usaha dan mengembangkan bisnisnya sendiri.

“Membuka bisnis sendiri adalah pekerjaan yang paling menjanjikan karena selain dapat mengatur hari libur dan jam kerja sesuai dengan kebutuhan dan aktivtias sehari-hari, yang kita lakukan ini juga membuka lapangan pekerjaan,” kata Danu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas