Pier Head Sosrobahu Diputar Perdana Tadi Malam untuk Proyek Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
Proyek Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated memiliki total panjang 36,4 Km terbentang dari gerbang tol Cikunir hingga Karawang.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Malam ini, Rabu (13/12/2017) PT Waskita Karya (Persero) Tbk, kontraktor proyek pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated melakukan prosesi pemutaran perdana pier head P179 berteknologi sosrobahu ciptaan Insinyur Tjokorda Raka Sukawati di Km 21+400 ruas Jalan Tol Cikampek.
“Dengan mengucapkan Bismillah, kita berdoa agar kelancaran pemasangan pier perdana ini diikuti dengan kelancaran pemasangan pier berikutnya,” ungkap Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono saat memimpin prosesi pemutaran pier head P179.
Pemutaran perdana pier head P179 ini menandai dimulainya proses kontruksi atas proyek pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated yang saat ini dikerjakan secara KSO (kerjasama operasi) oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk bersama PT Acset Indonusa Tbk.
Proyek Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dimiliki oleh PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JJC), anak usaha PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebagai Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) untuk mengatasi luapan volume kendaraan yang sudah terlampau padat di ruas jalan tol Jakarta-Cikampek saat ini yang volume per capacity ratio (VCR)-nya sudah mencapai 1,3 dari standar VCR manual kapasitas jalan Indonesia yang maksimum hanya sebesar 0,75.
Proyek Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated memiliki total panjang 36,4 Km terbentang dari gerbang tol Cikunir hingga Karawang. Di proyek tol ini digunakan lebih dari 200 pier head dengan teknologi sosrobahu.
Baca: Untuk Ketiga Kalinya, Pengusaha Bus Ini Diganjar Apresiasi Mercedes-Benz Club of Millionaires
Teknologi ini digunakan kembali setelah untuk pertama kalinya digunakan sekitar 30 tahun lalu di pengerjaan ruas jalan tol layang di Jakarta oleh grup usaha Citra Lamtoro Gung Perkasa.
Teknologi sosrobahu merupakan teknik konstruksi untuk memutar bahu/lengan beton jalan layang hasil temuan Ir Tjokorda Raka Sukawati. Dengan metode ini, lengan beton jalan layang bisa diletakkan sejajar dengan jalan di bawahnya. Kemudian diputar hingga 90 derajat.
Manfaat teknologi sosrobahu antara lain, bisa digunakan untuk mengerjakan proyek jalan layang dengan area lahan yang sempit, menghemat lama pengerjaan dan tidak mengganggu lalu lintas di bawahnya selama proses konstruksi.
Menurut Direktur Operasional 2 PT Waskita Karya (Persero) Tbk Nyoman Wirya Adnyana, dibutuhkan 294 pier head di atas konstruksi Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek II Elevated ini dengan sebanyak 200 di antaranya dipasang dengan menggunakan teknik sosrobahu.
PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek sebagai badan pengelola jalan tol Jakarta-Cikampek II Elevated dimiliki oleh dua pihak. Yakni, PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar 51 persen saham dan 49 persen saham sisanya dimiliki PT Ranggi Sugiron Perkasa. Total panjang tol ini mencapai 36,4 km dengan 4 lajur jalan dengan lebar masing-masing lajur 3,5 meter.
Jalan tol ini didesain mampu dilewati kendaraan dengan kecepatan maksimum 80 km per jam.
Pelaksanaan konstruksi proyek ini selama dua tahun, mulai April 2017 sampai Maret 2019 dan saat beroperasi nanti akan mampu mengakomodir sekitar 50.000 volume kendaraan per hari dengan tarif tol awal untuk kendaraan golongan I (2019) sebesar Rp 1.250 per km.
Ikut menyaksikan proses pemutaran perdana ini Komisaris Utama Jasa Marga Refly Harun, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Herry Trisaputra Zuna, Direktur Pengembangan Jasa Marga Hasanudin dan Dirut Jasamarga Jalanlayang Cikampek Djoko Dwijono.