Sudah Bagi-bagi Jatah Divestasi Saham Freeport, Perundingan Selesai?
Pemerintah pada Jumat (12/1/2018) lalu, mengumumkan kalau divestasi 51 persen nanti terlaksana, 10 persennya akan menjadi hak pemerintah Papua.
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kabar baru datang dari perundingan divestasi saham PT Freeport Indonesia (PT FI) dan pemerintah Indonesia.
Pemerintah pada Jumat (12/1/2018) lalu, mengumumkan kalau divestasi 51 persen nanti terlaksana, 10 persennya akan menjadi hak pemerintah Papua.
Dari 10 persen tersebut akan dibagi 7 persen untuk Pemerintah Kabupaten Mimika dan 3 persen untuk Pemerintah Provinsi Papua.
Hal tersebut diumumkan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang didampingi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan yang juga ditandai dengan penandatanganan perjanjian bersama Gubernur Papua Lukas Enembe dan Bupati Mimika Eltinus Omaleng.
Baca: Tiga Syarat Prabowo untuk Calon Kepala Daerah, Salah Satunya soal Dana
"Pemerintah Papua dan Mimika secara bersamaan memiliki saham atas PT Freeport Indonesia 10 persen sesudah divestasi. Porsi itu termasuk mengakomodir hak masyarakat ulayat dan masyarakat dampak permanen dari Freeport," ungkap Sri Mulyani di Kantor Kementerian Keuangan, Minggu (14/1/2018).
Nantinya proses pembagian akan dilakukan oleh PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM) selaku operator divestasi saham Freeport dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di Papua.
Sayangnya meskipun sudah adanya pembagian saham, perundingan yang dilakukan pemerintah dan PT FI itu belum selesai.
Pemerintah masih membahas beberapa poin terutama mengenai adanya partisipasi Rio Tinto pada PT FI.
Kedua perusahaan di sektor pertambangan itu memiliki perjanjian usaha patungan untuk mengerjakan proyek Grasberg dengan Freeport McMoran.
Baca: Sehari Sebelum Penangkapan Fredrich Waswas Banyak Mobil Datang ke Gang Rumahnya
Sehingga Rio Tinto memiliki berhak atas 40 persen hak partisipasi di aset tertentu dan 40 persen hak partisipasi untuk semua aset Grasberg hingga 2022 jika produksi emas, tembaga maupun perak mencapai level tertentu.
Setelah itu pada tahun 2022 biaya produksi, pendapatan dan produksi Grasberg akan dibagi dua yakni FI 60 persen dan Rio Tinto 40 persen.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.