Panen Beras Melimpah di Kabupaten Malang, Stok Beras Aman
"Panen di desa kami mencapai 48 hektar yang siap panen. Sisanya masih 40 hektar lagi. Kami siap suplai stok, sebenarnya biar tidak ada impor."
Editor: Choirul Arifin
Laporan Reporter Surya, Sri Handi Lestari
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Meski Kementerian Perdagangan melakukan impor beras 500.000 ton, tim dari Kementerian Pertanian terus agresif melakukan panen untuk bisa diserap sebagai stok beras Bulog dan pasar.
Akhir pekan lalu, para pejabat eselon I, II dan III Kementerian Pertanian, mendampingi para kelompok tani (Poktan) di wilayah Kabupaten Malang melakukan panen raya beras.
"Panen di desa kami mencapai 48 hektar yang siap panen. Sisanya masih 40 hektar lagi. Kami siap suplai stok, sebenarnya biar tidak ada impor," kata Sugiono, Ketua Poktan Mekarsari I, yang juga masuk dalam Gapoktan Bumi Makmur, Malang.
M Nasir, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Malang, mengatakan bahwa areal yang di panen sekarang ini merupakan daerah penyedia beraspremium.
"Di wilayah kabupaten Malang selalu surplus beras. Tercatat di tahun 2016, terjadi surplus 88.000 ton beras dan 76.000 ton beras di tahun 2017," jelasnya.
Kondisi itu dicapai karena petani mampu memberikan produktivitas hingga 7,03 ton sampai 8 ton per hektar dengan IP tanam 2,5.
Baca: Polres Cianjur Gerebek Pesta Kaum Homoseks di Sebuah Villa di Cipanas
Baca: Fahri Hamzah dan Mahfud MD Saling Berbalas Pantun Soal Korupsi e-KTP, Argumen Siapa Lebih Kuat?
Dengan kondisi itu, pihaknya optimis, kabupaten Malang sebagai penyangga kebutuhan pangan Malang Raya dalam kondisi aman.
"Tentu semua merupakan hasil kerjasama yang solid dan penuh semangat antara Penyuluh, TNI, POLRI, Pemkab, dan perangkat desa/kecamatan. Hanya saja cuaca yang menjadi kendala yang belum terpecahkan, kaitannya dengan penyediaan air," jelas Nasir.
Pihaknya masih mengharapkan perhatian pemerintah untuk penyediaan air yang cukup bagi petani agar swasembada yang sudah dicapai sekarang ini, berkelanjutan.
Pada kesempatan yang sama Dr Andi M Syakir, Kepala Balitbangtan, memberikan penghargaan kepada petani, bahwa “petani pejuang swasembada pangan negeri”.
"Perhatian pemerintah melalui Kementerian Pertanian kepada petani sudah dibuktikan dengan adanya distribusi 280.000 unit alsintan, dibangunnya 3 juta jaringan irigasi tersier, dan 3 ribu embung untuk seluruh Indonesia," ungkap Andi.
Air adalah kebutuhan utama dalam berusaha tani, oleh sebab itu melalui alsintan, semua pekerjaan bisa dipercepat, selain bisa memanen air hujan secara optimal juga akan meningkatkan indeks pertanaman.
Terkait lahan pertanian, di Malang dan sekitarnya dikenal masyarakat sebagai kota wisata yang menyajikan suhu sejuk dan nyaman, menyebabkan daerah ini tumbuh berbagai bangunan untuk memfasilitasi berbagai objek wisata.
Hal ini menyebabkan banyak terjadi alih fungsi lahan pertanian yang setiap tahunnya mencapai 18 hektar per tahun, bahkan ada sumber yang menyebutkan alih fungsi terjadi hingga 100 hektar.
Hadir di acara ini, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Andi M Syakir ; Kepala BBP2TP Harris Syahbudin, Dr Ismail Wahab ; dan Kepala BPTP Jatim Chendy Tafakresnanto, .
Sementara pejabat lokal Kabupaten Malang, antara lain Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Malang, M Nasir ; Dandim Kab Malang, Letkol Ferry Muzawadi ; Wakapolres Malang, Kompol Deky HS ; serta Kades Curung Rejo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Sujud.