Industri Properti Diperkirakan Masih akan Tumbuh
Adapun pertumbuhan kredit modal kerja di sektor properti dari perbankan terus mengalami tren yang membaik
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kondisi ekonomi dunia sudah mulai membaik, begitu juga berdampak positif pada perekonomian dalam negeri.
Seiring rencana pemerataan infrastruktur oleh pemerintah, kondisi iklim investasi di dalam negeri semakin membaik.
Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Real Estate Indonesia (REI) Bidang Perundang-undangan dan Regulasi Properti Ignesjz Kemalawarta berpendapat, Industri properti diperkirakan masih akan tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun ini.
Adapun pertumbuhan kredit modal kerja di sektor properti dari perbankan terus mengalami tren yang membaik.
“Ini membuktikan kepercayaan masyarakat terhadap perbankan semakin membaik. Semoga trennya terus seperti itu,” ujarnya, Kamis (25/1/2018).
Direktur Neraca Pengeluaran Badan Pusat Statistik (BPS) Puji Agus Kurniawan mengatakan, dengan suku bunga relatif rendah daya beli masyarakat bisa lebih tinggi dan diharapkan bisa mempengaruhi bisnis properti.
Di samping itu, tren pertumbuhan konstruksi cukup pesat karena kebijakan pemerintah mendorong pembangunan infrastruktur khususnya di koridor timur Jakarta sehingga industri bidang konstruksi tumbuh cukup tinggi dibandingkan lapangan usaha lain.
“Sekitar 15 persen dari 260 juta jiwa penduduk Indonesia adalah usia 25 hingga 34 tahun. Usia produktif itu biasanya memiliki minat untuk membeli rumah untuk masa depan cukup tinggi,” kata Puji.
Pengembang harus memperhatikan sejumlah hal agar bisnisnya berjalan lancar seperti kondisi demografi saat ini dimana generasi mudanya akrab dengan dunia digital, internet dan gadget, termasuk bisnis propertinya yang harus mengikuti zaman.
Juga perubahan paradigma demand properti yang mengalami perubahan.
“Generasi milenial saat ini ingin sesuatu yang praktis dan simpel, mudah terjangkau, tidak terlepas dari teknologi, kebutuhan internet yang tinggi, juga musti disiapkan kepraktisan pemberian informasi secara virtual reality,” sebut Ignesjz.
Koridor Timur
Penyelesaian sejumlah infrastruktur di koridor timur Indonesia diyakini juga akan berimbas kenaikan harga propeti. Salah satunya Meikarta yang harganya naik sebesar 8%.
Pembangunan kota mandiri itu akan dilengkapi pusat bisnis dan komersial, pusat pendidikan, pusat kesehatan, serta pusat seni dan budaya yang akan segera dibuka yang diprediksi harga apartemen di Meikarta juga akan kembali naik.
Inipula yang mendorong pengelola Meikarta kembali memasarkan 7 tower baru yang terbagi dalam ragam unit.
Tower baru setinggi 39 lantai itu hanya tersedia dalam 6396 unit. Anda bisa memilihnya mulai jenis 1 kamar tidur, 2 kamar tidur, hingga 3 kamar tidur.
Masing-masing tipe unit tersebut berbeda luasnya, yakni untuk 1 kamar tidur memiliki luas mulai 32,74 m2, untuk 2 kamar tidur memiliki luas mulai 43,17 m2, dan untuk 3 kamar tidur memiliki luas mulai 70,50 m2.
Semua Tower dipastikan akan serah terima paling cepat tahun depan, tepatnya 31 Desember 2019 untuk Tower Baru Tipe Unit DC 59008 dan DD 60009.
Untuk Tower Tipe Unit DD 60007, AB 59007, DD 62005 dan BB 56008, akan diterima konsumen paling lambat akhir tahun 2020. Sementara untuk Tower Tipe Unit DC 58008 paling lambat 31 Desember 2021.