Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Tarif Baru 'Airport Tax' Bakal Picu Kenaikan Harga Tiket Pesawat

untuk penerbangan domestik di Terminal I Bandara Soekarno-Hatta dari Rp 50.000 per penumpang menjadi Rp 65.000 per penumpang

Editor: Sanusi
zoom-in Tarif Baru 'Airport Tax' Bakal Picu Kenaikan Harga Tiket Pesawat
Warta Kota/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, saat mengecek fasilitas yang tersedia di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tanggerang, Banten, Selasa (28/3/2017). Menhub meninjau kesiapan Terminal 3 ini sebagai bentuk kesiapan dalam melayani Penerbanagna Internasional maupun domestik. Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Angkasa Pura II (Persero) berencana untuk menaikkan tarif pelayanan jasa penumpang udara (PJP2U) atau passengger service charge (PSC), salah satu komponen airport tax atau pajak Bandara Soekarno-Hatta pada 1 Maret 2018 mendatang.

Kenaikan tarif tersebut tentunya bakal turut mengerek harga tiket pesawat yang dibeli penumpang.

Adapun perubahan tarif PSC tersebut adalah untuk penerbangan domestik di Terminal I Bandara Soekarno-Hatta dari Rp 50.000 per penumpang menjadi Rp 65.000 per penumpang.

Penerbangan domestik di Terminal II dari Rp 65.000 per penumpang menjadi menjadi Rp 85.000 per penumpang.

Kemudian, penerbangan internasional di Terminal III naik dari Rp 200.000 per penumpang menjadi Rp 230.000 per penumpang.

Sementara penerbangan domestik di Terminal III tidak mengalami perubahan, yakni tetap Rp 130.000 per penumpang.

Harga Naik

Berita Rekomendasi

Terkait perubahan tersebut, sejumlah maskapai mengatakan, biaya yang harus dikeluarkan penumpang untuk membeli tiket otomatis akan ikut naik.

Pasalnya, komponen airport tax merupakan salah satu unsur penentu biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapat tiket.

Corporate Communication Lion Air Group Ramaditya Handoko mengatakan, kenaikan harga tiket tersebut menyesuaikan dengan kenaikan tarif airport tax.

Seperti diketahui, maskapai Lion Air Group (Lion Air, Batik Air) beroperasi di Terminal IA, IB, dan IC.

"Jadi disesuaikan dengan kenaikan PSC (airport tax). Misalnya kalau ke Yogyakarta Rp 500.000 dan PSC naiknya Rp 15.000, nah tiketnya jadi Rp 515.000," kata Ramaditya kepada Kompas.com.

Maskapai penerbangan pelat merah Garuda Indonesia juga mengungkap hal serupa. Penumpang harus mengeluarkan biaya lebih besar karena adanya komponen yang naik dalam jumlah total harga tiket pesawat.

Pasalnya, harga yang harus dibayarkan penumpang saat membeli tiket terdiri dari beberapa komponen, di antaranya harga dasar tiket dan airport tax.

“Jadi, kalau nanti penumpang beli tiket ke Singapura tadinya Rp 1.000.000, harganya menjadi Rp 1.030.000,” imbuhnya.

Sementara itu, Sriwijaya Air, yang juga beroperasi di Terminal 2F Bandara Soekarno Hatta, justru mengatakan harga tiket pesawatnya tidak akan naik walaupun ada penyesuaian besaran airport tax.

"Enggak (ada kenaikan harga tiket). Kenaikan airport tax enggak pengaruhi harga tiket kami," tutur Senior Manager Corporate Communications Sriwijaya Air Agus Sujono ke Kompas.com.

Pelayanan yang Lebih Baik, atau Mengejar Pendapatan Semata?

Vice Presiden Corporate Communication AP II Yado Yarismano yang dihubungi Kompas.com mengatakan, penyesuaian tarif tersebut sudah melalui persetujuan Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

"Penyesuaian tarif ini atas pelayanan dan fasilitas yang diberikan kepada penumpang," ujar Yado, Selasa (13/2/2018).

Namun, benarkan nanti penyesuaian tarif tersebut berujung pada kenyamanan pengguna bandara dan penumpang pesawat? Misalnya saja, di semua terminal setiap penumpang yang naik atau turun tersedia garbarata? Pasalnya, target pendapatan AP II juga tinggi tahun ini.

Seperti diketahui, AP II pada 2017 membukukan pendapatan sebesar Rp 8,2 triliun. Perolehan tersebut naik 24 persen dibandingkan tahun sebelumnya pada 2016 sebesar Rp 6,6 triliun.

Pendapatan tersebut disumbang dari pendapatan aeronautika seperti tarif pelayanan jasa penumpang pesawat udara (PSC), biaya pendaratan pesawat, dan pemakaian pesawat sebesar Rp 5,01 triliun.

Sementara itu, bisnis non-aeronautika, seperti sewa ruang, reklame, dan bisnis kargo, menyumbang Rp 3,23 triliun.

Menurut Direktur Utama AP II Awaluddin, peningkatan pendapatan ini berkorelasi dengan kenaikan arus penumpang di bandara yang dikelola perseroan.

Pada tahun 2017, perseroan mencatat jumlah penumpang sebanyak 105 juta penumpang atau naik 10,83 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 95 juta penumpang.

AP II pada tahun ini membidik pendapatan Rp 9,4 triliun atau tumbuh 17,6 persen dibanding 2017. AP II membidik jumlah lalu lintas penumpang sebanyak 119 juta orang pada tahun ini.

Artinya, semakin banyak penumpang pesawat, pajak dari aeronautika yang didapat juga akan semakin banyak bagi AP II.

Berita Ini Sudah Dipublikasikan di Kompas.com, dengan judul: "Airport Tax" Naik, Siap-siap Harga Tiket Pesawat Ikut Naik

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas