Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Dradjad H Wibowo: Utang Luar Negeri Nambah, Ada yang Salah dengan Desain Pembangunan Infrastruktur

"Tambahan hutang banyak untuk infrastuktur dan kita lihat rasionya untuk penciptaan kerja kecil sekali."

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Dradjad H Wibowo: Utang Luar Negeri Nambah, Ada yang Salah dengan Desain Pembangunan Infrastruktur
TRIBUNNEWS/RINA AYU PANCA RINI
Kiri ke kanan: Peneliti Indef Andry Satrio Nugroho, Nailul Huda, Dradjad H.Wibowo, M.Misbakhun, Izzudin Al Farras Adha, pada Konferensi Pers di kantor INDEF, Pejaten, Jakarta Selatan, Selasa (20/2/2018). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekonom Senior Indef Dradjad H Wibowo melontarkan kritik keras terkait dengan naiknya utang luar negeri (ULN) Indonesia yang mencapai 10,1 persen saat ini.

Meskipun diklaim pemerintah penambahan utang yang begitu tinggu ini bertujuan meningkatkan infrastruktur dan penciptaan lapangan kerja, Dradjad menilai belum ada manfaat produktif yang terlihat.

"Sekarang belum produktif dari sisi penciptaan kerja. Artinya ada yang salah dengan desain pembangunan infrastruktur kita," ujar Dradjad di kantor INDEF, kaawasan Pejaten, Jakarta Selatan, Selasa (20/2/2018).

Ia mengatakan, penambahan utang luar negeri ini juga akan berdampak beban generasi selanjutnya.

"Tambahan hutang banyak untuk infrastuktur dan kita lihat rasionya untuk penciptaan kerja kecil sekali. Artinya, tambahan hutang itu bebannya ditanggung anak cucu kita," jelas Dradjad.

Meski demikian, Dradjad masih berharap Pemerintah tak hanya menggenjot pembangunan seperti jalan tol maupun pembangkit listrik tetapi juga merambat pada infrastruktur lain di perkotaan.

Berita Rekomendasi

Ia pun mencontohkan beberapa infrastruktur misalnya pembangkit listrik itu penyerapannya tenaga kerjanya tidak banyak.

Baca: Politisi Golkar Ini Bilang Wajar Jika Utang Luar Negeri Indonesia Naik

Selain itu, LRT hanya didorong dari sisi teknologi saja tetapi dapatdidorong ke aktivitas yang banyak memberikan kesempatan kerja.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mencatat utang luar negeri (ULN) Indonesia pada akhir tahun 2017 lalu berada di posisi 352 miliar dolar AS atau setara Rp 4.754 triliun.

Angka tersebut tercatat mengalami kenaikan 10,1 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman mengatakan perkembangan ULN ini terjadi baik di sektor publik maupun swasta, sejalan dengan kebutuhan pembiayaan untuk pembangunan infrastruktur dan kegiatan produktif lainnya, Senin (19/2/2018).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas