Direktur Pelaksana IMF Puji Perempuan Indonesia
Hal itu disampaikan Christine Lagarde saat wawancara eksklusif bersama Pemimpin Redaksi Kompas TV, Rosianna Silalahi.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde memuji perempuan Indonesia.
Menurutnya keberadaan para pedagang perempuan di Pasar Tanah Abang, membuktikan perempuan bukan masalah dalam perekonomian Indonesia. Padahal porsi perempuan di dunia kerja saat ini hanya 50 persen.
Hal itu disampaikan Christine Lagarde saat wawancara eksklusif bersama Pemimpin Redaksi Kompas TV, Rosianna Silalahi.
Berkunjung ke Pasar Tanah Abang pada Senin (26/2/2018) lalu, perempuan pertama yang memimpin lembaga moneter internasional itu mengaku mendapat informasi 70 persen dari 19 ribu pedagang di Pasar Tanah Abang adalah perempuan.
“Ini mengejutkan dan memberi semangat, karena ini bukan masalah dalam perekomian Indonesia. Saya tahu porsi perempuan di dunia kerja saat ini hanya 50 persen.” katanya.
Hasil lengkap wawancara Rosianna Silalahi bersama Christin Lagarde ditayangkan dalam program Rosi Kompas TV, Kamis 1 Maret 2018 Pukul 19.30. WIB dengan tajuk ‘Menjaga Rupih di Tahun Politik’.
Selain dengan Lagarde, Talkshow Rosi Kompas TV juga menghadirkan narasumber Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Gubernur Bank Indonesia.
Pengaruh dunia digital
Christine Lagarde yang pada tahun 2015 dianugerahi Forbes sebagai perempuan nomor 6 paling berpengaruh di dunia itu, juga mengingatkan perkembangan dunia digital akan berdampak pada para pedagang tradisional.
Namun menurutnya hal itu tak perlu dicemaskan karena tetap akan banyak yang membeli melalui online.
Yang terpenting menurutnya adalah meningkatkan pendidikan bagi para perempuan dan pedagang tradisional untuk terlatih menggunakan akses internet dan beradaptasi dengan dunia digital.
Baca: Isuzu Astra Luncurkan Truk Medium Duty New Isuzu Giga di GIICOMVEC 2018
Baca: Daimler Luncurkan Truk Axor 2528 R untuk Pebisnis Logistik dan Kargo Jalan Raya
“Jadi pendidikan, pendidikan, pendidikan, akan jadi kunci. Tak cuma sekadar jumlah, tapi juga kualitas,” katanya.
Kepada Rosianna Silalahi, Christine Lagarde mengaku datang ke Indonesia bukan hanya untuk pertemuan resmi. Ia ingin mendengar dan belajar lebih banyak dari masyarakat Indonesia, termasuk dari kalangan perempuan.
Pengalamannya mendengar suara perempuan dari berbagai negara selama lebih 15 tahun, mendapatkan berbagai kisah tentang diskriminasi, ketidakdilan gender, lingkugan pria, kekerasan domestik.
Di tengah dominiasi pria, menurutnya, perempuan harus menggunakan cara yang tepat dan kemampuan lebih untuk meyakinkan orang, bahkan belajar kebih jeras dari biasanya.