Pupuk Kaltim Raih Penghargaan Sustainability Report Award 2017
Melalui laporan SR, kata Budi Wahyu, penilaian kinerja Perusahaan tidak cukup dilihat dari keberhasilan di sisi keuangan saja
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) meraih prestasi dalam bidang Sustainability Report (Laporan Keberlanjutan).
Pupuk Kaltim meraih penghargaan Sustainability Report Award (SRA) kategori Best Disclosure on Waste Management pada penganugerahan The 13th Sustainability Reporting Award (SRA) 2017 yang diselenggarakan oleh National Center for Social Reponsibility (NCSR) belum lama ini.
Penghargaan ini diserahkan oleh Executive Board Chairman NCSR Indonesia Ali Darwin kepada Pupuk Kaltim dan disaksikan oleh Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI Muhammad Nasir.
Sekretaris Perusahaan (Sekper) Pupuk Kaltim Budi Wahju Soesilo mengatakan bahwa keikutsertaan Pupuk Kaltim dalam membuat Laporan Keberlanjutan merupakan upaya nyata Pupuk Kaltim dalam meningkatkan kesadaran akan arti pentingnya Laporan Keberlanjutan.
“Upaya ini adalah sebagai media untuk menunjukkan level tranparansi dan akuntabilitas Perusahaan,” kata Budi Wahyu dalam keterangan persnya.
Melalui laporan SR, kata Budi Wahyu, penilaian kinerja Perusahaan tidak cukup dilihat dari keberhasilan di sisi keuangan saja, tapi juga dari keberhasilan dalam meningkatkan nilai Perusahaan secara menyeluruh.
SRA 2017 adalah ajang rutin tahunan yang berhubungan dengan keberhasilan sebuah perusahaan dalam melaksanakan aktivitas CSR yang ramah lingkungan, ditandai dengan pembuatan pelaporan SR perusahaan sesuai dengan standar yang telah disepakati, yaitu GRI atau G4.
Pupuk Kaltim telah tiga kali mengikuti ajang Sustainability Report Award. Pada 2015, Pupuk Kaltim mendapatkan meraih juara kategori Best Disclosure on Wasted Management, pada 2016 meraih juara pada kategori Manufacture dan pada 2017, meraih juara kategori Best Disclosure on Wasted Management.
SRA ke-13 diikuti oleh 40 entitas, terdiri dari 38 perusahaan dan 2 lembaga pemerintahan. Tim penilai sebanyak 38 orang asesor dan diketuai oleh Prof. Eko Ganis Sukoharsono dari Universitas Brawijaya Malang.