4 Fakta Beras Impor Bulog Dibuat Jadi Pakan Ternak
Sebanyak 20 ribu ton beras asal India dan Thailand telah didatangkan Perum Bulog Sumatera Utara melalui Pelabuhan Belawan.
Editor: Hasanudin Aco
Warga Kota Medan, Boru Harianja, ketika membeli beras di Pasar Sukaramai, Medan, mengatakan ia memilih memberi makanan hewan piaraan anjing miliknya beras Bulog.
Alasannya, karena harganya lebih terjangkau, Rp 9.500 per kilogram.
"Kalau untuk makanan hewan (anjing) ini buat apa yang mahal‑mahal. Yang murah aja. Enak kali nanti dia. Kasihkan lah beras Bulog ini," kata Boru Harianja sembari meminta 3 kilogram beras bulog kepada penjual, pekan lalu.
2. Warga akui beras impor berkualitas rendah wajib ayak
Saban hari, kata Bukala, langganan penjual beras, rutin mengantar beras ke rumahnya.
Beras tersebut kualitas buruk. Sedemikian buruknya, walaupun untuk pakan ternak, mutu beras Bulog tidak dapat langsung dimasak untuk ternak, melainkan harus terlebih dahulu diayak atau disaring.
"Diayak biar bersih. Ada kadang batu kerikil dan debu, jadi diayak dulu," kata Bukala, peternak babi.
Baca: WNI Membusuk di Lemari, Tetangga Kerap Dengar Keributan di Lantai 17
Setelah itu, nasi yang sudah dimasak dicampur dengan obat pembesar babi, adapula yang dicampur dedak.
Kemudian, diberikan kepada puluhan hewan ternak babi peliharaannya.
Bahkan, ia juga memberikan makanan itu untuk anjing, piaraan di rumah.
Pada umumnya, peternak membayar orang untuk mencari sisa makanan alias nasi basi di restoran maupun hotel.
Namun Bukala menyatakan, tidak semua peternak babi memakai nasi basi maupun sisa makanan, sehingga harus menggunakan beras dari Bulog.
3. Selain beras Bulog warga membayar sisa makanan dari rumah makan