Pengamat: Industri Kreatif ke Depan Mengarah pada Kecerdasan Buatan Hingga Blockchain
Pengamat digital lifestyle, Ben Soebiakto berpendapat, era industri kreatif ke depan akan terus bergerak dinamis.
Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat digital lifestyle, Ben Soebiakto berpendapat, era industri kreatif ke depan akan terus bergerak dinamis.
Dia menyebut, setidaknya dua industri kreatif yang akan berkembang ke depan, yaitu kecerdasan buatan (artificial intelligence) dan blockhain.
Ben menilai, kecerdasan buatan, bukan tidak mungkin akan menggantikan pekerjaan customer service, sebab saat ini tengah dikembangkan machine learning yang bisa mengolah data konsumen.
“Kalau dulu customer service masih manual, ke depan teknologi kecerdasan buatan akan bisa menggantikan sekitar mungkin lima puluh persen oleh robot,” kata Ben saat ditemui di The Pallas, SCBD, Jakarta, Rabu (18/4/2018).
Terkait teknologi ini, belum lama ini dua bank BUMN, yakni BRI dan Mandiri sudah meluncurkan customer service digital yang melayani chatbot dalam waktu 7 x 24 jam.
Selain itu, kata dia, selain kecerdasan buatan, nantinya tren industri kreatif ke depan adalah adanya Blockchain.
Sebagai gambaran, teknologi Blockchain pertama kali diimplementasikan pada tahun 2009, dan direvolusi dengan Blockchain 2.0 pada tahun 2014.
Teknologi Blockchain terdiri dari blok yang menampung transaksi, di mana masing-masing blok saling terkait melalui kriptografi, sehingga membentuk jaringan.
Popularitas Blockchain sempat meledak dalam beberapa tahun terakhir, dan mendapatkan dukungan khususnya di sektor teknologi dan keuangan, salah satunya adalah mata uang kripto Bitcoin turut mendorong popularitas teknologi tersebut.
“Saat ini blockchain sedang tren di China dan Amerika Serikat,” pungkasnya.