Rupiah Melemah, OJK Jamin Sektor Jasa Keuangan Terkendali
“OJK akan terus memantau dinamika perekonomian global dan dampaknya terhadap stabilitas sistem keuangan nasional,” katanya.
Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Syahrizal Sidik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Rapat Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan pada Rabu (26/4/2018) menyatakan stabilitas sektor jasa keuangan Indonesia tetap dalam kondisi terjaga. Stabilitas tersebut terlihat seiring mulai pulihnya perekonomian global yang diperkirakan akan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
Hal itu terlihat dari perekonomian global yang menunjukkan kondisi pemulihan seperti dinyatakan IMF dalam World Economic Outlook April 2018 yang mengafirmasi akselerasi perekonomian global di tahun 2018 menjadi 3,9 persen, meningkat dibandingkan proyeksi Oktober 2017 sebesar 3,7 persen.
“Pertumbuhan ekonomi di dunia tersebut lebih ditopang oleh perbaikan ekonomi di negara-negara maju yang dipicu oleh peningkatan investasi. Kinerja ekonomi negara pengekspor komoditas termasuk Indonesia diperkirakan mulai meningkat,” ungkap Deputi Komisioner Manajemen Strategis dan Logistik Anto Prabowo, dalam keterangan pers yang diterima Tribunnews.com, Rabu (25/4/2018).
Lebih lanjut dia menjelaskan, bank sentral AS, The Federal Reserve juga mengkonfirmasi penguatan perekonomian AS. Pertumbuhan ekonomi AS diproyeksikan tumbuh 2,7 persen di 2018, meningkat dibanding proyeksi sebelumnya sebesar 2,5 persen.
Intermediasi Sektor Jasa Keuangan
Otoritas Jasa Keuangan mencatat, kinerja intermediasi sektor jasa keuangan pada Maret 2018 masih pada level moderat di mana kredit perbankan tumbuh meningkat menjadi 8,54 persen secara tahunan.
Dari sisi penghimpunan dana, Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan tumbuh sebesar 7,66 persen secara tahunan. Sementara, premi asuransi jiwa dan asuransi umum/reasuransi masing-masing tumbuh sebesar 40,79 persen persen yoy dan 14,99 persen yoy.
Baca: Test Drive All New Suzuki Ertiga, Mobil Keluarga yang Fun To Drive
Baca: Mercedes-Benz A-Class Sudah Mulai Diproduksi Pabrik Jerman
“Di pasar modal, penghimpunan dana di pasar modal sepanjang 2018 telah mencapai Rp 45 triliun. Total dana kelolaan investasi juga meningkat dan per tanggal 20 April 2018 telah mencapai Rp 749,76 triliun,” kata Anto.
Di tengah perkembangan intermediasi keuangan tersebut, risiko LJK (risiko kredit, pasar, dan likuiditas) Maret 2018 berada pada level yang manageable.
Rasio Non-Performing Loan (NPL) gross perbankan tercatat sebesar 2,75 persen dan rasio Non-Performing Financing (NPF) perusahaan pembiayaan tercatat sebesar 3,25 persen.
Sementara itu, permodalan LJK masih kuat dengan CAR perbankan sebesar 22,67 persen dan RBC asuransi umum dan asuransi jiwa masing-masing sebesar 322 persen dan 481 persen.
“OJK akan terus memantau dinamika perekonomian global dan dampaknya terhadap stabilitas sistem keuangan nasional,” katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.