Kunjungi Ceko dan Jerman, Menteri Airlangga Fokuskan Industri 4.0 dan Investasi
"Jerman menjadi negara pertama yang telah membuat roadmap mengenai implementasi ekonomi digital," kata Airlangga
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto bakal melakukan kunjungan kerja ke dua negara di Benua Eropa, yakni Ceko dan Jerman.
Kegiatan yang akan berlangsung selama lima hari, mulai 30 April sampai 4 Mei 2018 ini terkait dengan upaya pemerintah untuk menerapkan industri 4.0 dan meningkatkan investasi.
Baca: Wapres JK: Intimidasi Sebelum Kampanye Tak Boleh Terjadi
"Jerman menjadi negara pertama yang telah membuat roadmap mengenai implementasi ekonomi digital. Untuk itu, kami ingin berdiskusi dengan mereka karena sebagai salah satu pionir, agar bisa dapat masukan yang positif," kata Airlangga kepada wartawan di Jakarta, Senin (30/4/2018).
Menurutnya, pemerintah tengah melaksanakan langkah-langkah strategis yang ditetapkan berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0.
Upaya ini guna mempercepat terwujudnya aspirasi nasional yang telah ditargetkan karena memanfaatkan peluang di era revolusi industri keempat.
"Dengan Making Indonesia 4.0, salah satu aspirasinya adalah menjadikan Indonesia masuk dalam jajaran 10 besar negara yang memiliki perekonomian terkuat di dunia pada tahun 2030," ujarnya.
Dia optimistis, target itu bisa tercapai apabila 10 langkah prioritas nasional dijalankan secara terintegrasi.
Misalnya, Indonesia harus mampu membangun industri manufaktur nasional yang berdaya saing global dengan menerapkan standar-standar keberlanjutan.
Untuk itu, diperlukan penggunaan teknologi terkini khususnya yang berkonsep ramah lingkungan.
"Kami akan mengunjungi Fraunhofer, yaitu lembaga riset yang ada di Jerman. Lembaga riset Jerman ini sedang mengembangkan satu jenis algae yang bisa mengkonversi palm oil mill effluent (POME) menjadi gasoline. Itu beberapa riset yang nanti kami lihat," ujarnya.
Penemuan tersebut dinilai dapat menekan emisi gas buang kendaraan dan mengurangi ketergantungan impor bahan bakar minyak (BBM).
Baca: Gerindra Bantah Berada di Belakang Orang yang Kenakan Kaos #GantiPresiden2019 di CFD
Hal ini seiring dengan program yang telah diinisiasi oleh Kementerian Perindustrian, yakni low carbon emission vehicle (LCEV) untuk mendorong industri otomotif di Indonesia memproduksi kendaraan ramah lingkungan.
"Riset terhadap biofuel ini harus dilakukan, karena Indonesia merupakan salah satu penghasil kelapa sawit terbesar di dunia. Kita juga punya rumput laut. Keduanya sedang dilakukan riset, dan pemerintah siap memberikan insentif," kata Airlangga.