Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Saran Reliance kepada Investor saat Pasar Saham Memerah

Reliance Sekuritas Tbk (RELI) memberikan sedikit masukan kepada investor saat pasar saham terutama IHSG memerah

Editor: Sanusi
zoom-in Saran Reliance kepada Investor saat Pasar Saham Memerah
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
ilustrasi 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willy Widianto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Reliance Sekuritas Tbk (RELI) memberikan sedikit masukan kepada investor saat pasar saham terutama Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sedang memerah.

Direktur Utama PT Reliance Sekuritas Tbk (RELI), Anita menyampaikan, di tengah kondisi pasar fluktuatif, investor termasuk para trader saham perlu terus mencermati arah bursa, bahkan jika perlu mengubah strategi agar tetap cuan.

Kata Anita, di tengah kondisi pasar yang volatile, horison investasi juga harus disesuaikan lagi. Untuk investasi jangka pendek dan menengah, sebaiknya menghindari instrumen investasi berisiko tinggi seperti saham atau obligasi.

Investasi saham, tetap layak dipilih dan prospektif jika digunakan untuk jangka panjang. Yang pasti, kata Anita, saat pasar tengah bearish, investor bisa mencermati saham-saham berfundamental bagus untuk dipilih karena dari sisi harga tengah mengalami koreksi.

Menurut Anita, koreksi saham justru memberikan kesempatan bagi investor jangka panjang untuk membeli saham-saham yang dengan valuasi yang lebih murah.

Atau, bisa juga, mulai mengoleksi reksadana saham yang portofolionya terdiri dari saham-saham blue chips atau yang berbasis saham indeks LQ45.

Berita Rekomendasi

"RELI juga memiliki indeks LS-27 juga yang berisi saham-saham unggulan yang dipantau secara berkala oleh tim riset kami," ucap Anita, Kamis (3/5/2018).

Sejatinya, meski pasar saham rentan koreksi, dalam jangka panjang, misal kurun waktu 10 tahun, kinerjanya tetap akan kembali berkilau karena koreksi seringkali bersifat sementara.

Berdasarkan sejarah penurunan nilai IHSG, biasanya diikuti lagi dengan kenaikan. Pada 2007, level tertinggi IHSG mencapai 2745. Sekitar 10 kali dari nilai terendahnya di tahun 1998.

Begitu juga saat tahun 2008, IHSG mencapai nilai terendah di bawah 1.100 kemudian memecahkan rekor hingga 5.214 di bulan Mei 2013. Kenaikan hingga 5 kali lipat dalam 5 tahun.

Dari data di atas dapat dilihat bahwa secara historis, investasi pada komponen saham di IHSG dalam jangka panjang bisa menguntungkan secara signifikan.

Untuk tujuan jangka pendek hingga menengah, instrumen pasar uang, seperti reksadana pendapatan tetap dengan portofolio obligasi korporasi juga masih menarik sebab kupon obligasi korporasi biasanya lebih tinggi.

Sementara bagi mereka yang kategori trader saham, untuk selalu menetapkan cut loss, alias mengambil posisi jual supaya tidak rugi lebih dalam. Jika posisi cut loss tepat, selain rugi bisa diminimalisir, diharapkan masih ada kas atau dana yang dapat dipakai lagi ketika pasar sudah membaik.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas