Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Rupiah Makin Loyo, Sumber di Istana Ungkap Ide Ubah Sistem Kurs Mata Uang

Menurut sumber KONTAN di Istana, mengubah sistem kurs rupiah menjadi tetap merupakan pilihan yang sedang dikaji pemerintah.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Rupiah Makin Loyo, Sumber di Istana Ungkap Ide Ubah Sistem Kurs Mata Uang
WORDPRESS
Wijayanto Samirin, Staf Khusus Wakil Presiden RI bidang Ekonomi dan Keuangan 

Laporan Reporter Kontan, Indra Pangestu Wardana Setiawan dan Sinar Putri S.Utami 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) membuat gusar banyak kalangan. Perlu obat paten untuk mengembalikan stamina dan kekuatan otot rupiah.

Berbagai upaya juga tengah digagas pemerintah untuk menjaga rupiah.  Salah satunya adalah wacana mengubah sistem kurs rupiah dari saat ini mengambang menjadi tetap.

Menurut sumber KONTAN di Istana, mengubah sistem kurs rupiah menjadi tetap, merupakan pilihan yang sedang dikaji pemerintah.

Namun belum jelas bagaimana kebijakan ini akan diterapkan. Yang jelas, sistem kurs tetap sudah pernah terjadi di Indonesia. Pada tahun 1970-an, Indonesia menganut sistem kurs tetap untuk dollar AS.

Namun mulai 1978, sistem kurs itu berubah menjadi mengambang terkendali.

Wijayanto Samirin, Staf Khusus Wakil Presiden RI bidang Ekonomi dan Keuangan mengakui ada pembahasan di internal pemerintah terkait pelemahan rupiah.

Berita Rekomendasi

Namun, opsi perubahan sistem kurs tetap tidak ada. "Strategi pemerintah menekan current account deficit, dengan mendorong investasi berorientasi ekspor, meningkatkan ekspor dan menggalakkan tourism," jelas Wijayanto, Minggu (6/5/2018).

Pakar ekonomi dan Direktur CORE Indonesia Mohammad Faisal menilai, selain menjalankan sistem kurs tetap, Indonesia bisa saja menetapkan kurs mata uang sendiri seperti layaknya China.

Menurutnya, hal itu bisa menjadi angin segar untuk investor dan pengusaha karena ada kepastian nilai tukar.

Namun Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah mengatakan, pelemahan rupiah masih di batas wajar.

Baca: Sri Mulyani: Ekonomi Tumbuh 5,60 Persen di Kuartal I Bukti Pemerintah Sukses Tingkatkan Investasi


Baca: Gratis! Ini Rincian Jalan Tol Fungsional yang Bisa Dilewati Saat Arus Mudik dan Balik Lebaran 2018

Untuk periode 1 Januari 2018-4 Mei 2018, volatilas rupiah sebesar 5,7%, ini lebih rendah dibandingkan dengan mata uang negara lain yang mencapai 11%. "Jangan panik," jelas Nanang, Jumat (4/5).

Untuk menstabilkan nilai tukar rupiah, BI menyatakan telah menyiapkan empat resep. Pertama, senantiasa berada di pasar untuk memastikan ketersediaan likuiditas valas dan rupiah dalam jumlah memadai.

Kedua, memantau perkembangan perekonomian global dan dampaknya terhadap perekonomian domestik. 

Ketiga, memperkuat cadangan devisa dan second line of defense bersama dengan institusi dari eksternal. 

Keempat, jika tekanan nilai tukar berlanjut serta berpotensi mengganggu stabilitas ekonomi, BI menaikkan suku bunga.

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas