Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Strategi Meraih 'Cuan' saat Pasar Saham Tertekan

Direktur Utama PT Reliance Sekuritas Tbk (RELI), Anita, menyampaikan, volatilitas merupakan hal yang wajar dalam berinvestasi.

Editor: Sanusi
zoom-in Strategi Meraih 'Cuan' saat Pasar Saham Tertekan
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Awan gelap tengah menggelanyuti pasar saham. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berguguran. Dari posisi 6.000 lebih di awal tahun, kini dalam waktu sebulan indeks terkoreksi cukup dalam, mendekati 5.500. Kondisi ini tentu membuat stres dan tegang para investor pasar saham.

Seperti diketahui, strategi perdagangan di bursa saham yaitu beli saat harga rendah dan jual ketika harga sedang naik. Teori itu berlaku ketika pasar sedang normal. Namun bagaimana ketika pasar sedang turun seperti sekarang, apakah harus tetap menunggu sampai keadaan membaik, atau harus cut lost. Atau perlu menerapkan strategi lain.

Direktur Utama PT Reliance Sekuritas Tbk (RELI), Anita, menyampaikan, volatilitas merupakan hal yang wajar dalam berinvestasi.

"Bagi para risk taker, ketika indeks turun tajam, justru momen tepat untuk kembali mengoleksi saham-saham pilihan, blue chips yang mengalami koreksi dalam," ujar Anita, kepada media, Kamis (10/5/2018).

Untuk itu, strategi investasi di tengah koreksi indeks yang dalam, investor harus berani masuk karena harga saham cenderung lebih murah. Tapi harus selektif pada saham-saham unggulan alias blue chip yang menyediakan likuiditas tinggi.

Yang pasti, dalam situasi apapun, investor jangan pernah panik. Pasalnya, ketika market mulai pulih kebanyakan investor sering kehilangan kejadian penting tersebut. Akibatnya para investor biasa menjual sahamnya terlalu cepat. Padahal, kejadian-kejadian tersebut terkadang hanya berlangsung sesaat.

"Jika investor panik, justru tindakan investasinya nanti jadi tidak rasional, rugi sedikit langsung jual," ucap Anita.

Berita Rekomendasi

Pasar boleh saja terkoreksi dalam, namun bagi mereka yang memiliki prinsip investasi jangka panjang, selalu meraih cuan karena koreksi selalu diikuti dengan kenaikan dalam rentang jangka panjang.

Keuntungan investasi jangka panjang ditemukan dalam hubungan antara volatilitas dan waktu. Jangan lupa, investasi jangka panjang juga bisa menghemat biaya lainnya, seperti biaya transaksi dari perdagangan aktif.

Tentu saja, saat kondisi bursa memerah, disarankan untuk melakukan diversifikasi investasi. Investasi yang lebih berisiko bisa mulai dialihkan seperti ke obligasi atau pasar uang.

Proses ini dapat meningkatkan manfaat aset alokasi sehingga portofolio investasi mungkin tidak terlalu terpengaruh oleh volatilitas pasar jangka pendek yang dibandingkan jika hanya berinvestasi dalam satu jenis aset.

Sementara bagi mereka yang bermodal besar, tak ada salahnya ketika kondisi pasar sangat volatile, untuk menyerahkan pengelolaan investasi kepada para profesional seperti kepada perusahaan sekuritas terpercaya. Misal Reliance Sekuritas. Namun, kata Anita, investor juga harus memiliki target masa waktu dan toleransi rugi yang terukur.

Di tengah pasar volatile, berbagai isu sering muncul tiba-tiba. Banyak berita berseliweran yang kadang menggung strategi investasi.

Kata Anita, para investor harus dapat mengendalikan diri dari berita buruk yang dapat merubah tujuan investasi jangka panjang. Harus diakui bahwa investasi yang sukses bersifat maraton ataupun sprint.

Dalam kondisi pasar bearist seperti sekarang, setiap headline dari berita dapat membuat para investor khawatir. Nah, Untuk tetap fokus, ada baiknya untuk tetap berhubungan dengan profesional keuangan. Mengenal kondisi pribadi serta situasi keuangan dapat memberikan saran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan keuangan.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas