Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

BI Buka Ruang Kembali Naikkan Suku Bunga Acuan

Dody Budi Waluyo menyatakan, Bank Indonesia mengantisipasi seandainya ada perubahan dari sisi kebijakan moneter Amerika Serikat

Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Fajar Anjungroso
zoom-in BI Buka Ruang Kembali Naikkan Suku Bunga Acuan
TRIBUNNEWS/SYAHRIZAL SIDIK
Paparan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Tambahan Bank Indonesia tentang kenaikan suku bunga acuan, Rabu (30/5/2018) di Bank Indonesia, Jakarta. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Bank Indonesia menyatakan membuka ruang untuk kembali menaikkan tingkat suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate yang saat ini di level 4,75 persen untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo menyatakan, Bank Indonesia mengantisipasi seandainya ada perubahan dari sisi kebijakan moneter Amerika Serikat yang diprediksi bakal kembali bakal kembali menaikkan Fed Fund Rate.

“Kita mengkalibrasi perkembangan di luar dan di dalam. Komponen data dependence-nya ada, tapi kita juga berikan guidance forward bahwa kita melihat adanya room suku bunga untuk disesuaikan lagi," kata Dody di Gedung Bursa Efek Indonesia Sudirman, Jakarta Selasa (5/6/2018).

Namun demikian, Dody menegaskan, kenaikan suku bunga acuan BI akan selalu mengikuti kenaikan suku bunga The Fed. Menurutnya, kenaikan suku bunga acuan memperhitungkan pelbagai faktor baik internal maupun eksternal.

“Jadi tidak selalu one to one. Fed naik empat kali, kita naik empat kali, tidak begitu juga, karena kita melihat bagaimana kondisi ekspektasi depresiasi itu dijaga, bagaimana overshooting tidak terjadi,” jelasnya.

Baca: PA 212 Akan Deklarasi Koalisi Keumatan Selepas Lebaran

Doddy mengungkapkan, langkah bank sentral menaikkan tingkat suku bunga dua kali pada Mei sebesar 50 basis poin sebagai langkah preventif yang dilakukan bank sentral untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah terhadap perkiraan suku bunga The Fed yang lebih tinggi pada Juni 2018 dan meningkatnya risiko di pasar keuangan global.

"Kalau memang diperlukan, kita akan lakukan penyesuaian lagi. Kita akan melakukan review eksternal dan domestik. Kalau itu memang berpotensi membuat tekanan rupiah ke depan overshooting, membahayakan bagi inflasi dan pertumbuhan ekonomi, kita akan lakukan penyesuaian suku bunga," imbuh Dody.

BERITA REKOMENDASI

Diketahui, dalam kurun waktu 10 hari terakhir, pelemahan rupiah sejak awal tahun berkurang dari 3,2 persen menjadi 2,94 persen. Pelemahan rupiah sempat menyentuh level Rp 14.212 per dolar AS pada 24 Mei 2018. Namun per hari ini, Rupiah berada di level Rp 13.880 per dolar AS

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas