BTN Belum Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) menyatakan belum berencana menaikkan suku bunga kredit dalam waktu dekat ini.
Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Fajar Anjungroso

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Syahrizal Sidik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) menyatakan belum berencana menaikkan suku bunga kredit dalam waktu dekat ini.
Direktur Utama BTN Maryono mengatakan, hal tersebut lantaran masih mempertimbangkan kondisi likuditas dana di pasar.
“Kami ingin agak longgar, karena Bank Indonesia juga memberikan kelonggaran likuiditas secara bersamaan saat menaikkan suku bunga acuan," kata Maryono saat ditemui di acara peresmian Jalan Tol Bogor Outer Ring Road seksi IIB di Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (7/6/2018).
Diketahui pada akhir Mei lalu, dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan, Bank Indonesia kembali menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 4,75 persen.
Kendati demikian, Maryono menambahkan, tidak menutup kemungkinan BTN akan menaikkan suku bunga kredit hingga akhir tahun nanti.
Baca: Boyong Advan G2 dengan Trade In, Ponsel Lama Dihargai Rp 500 Ribu
Namun, kata dia untuk saat ini, ada beberapa pertimbangan yang dilakukan perseroan, di antaranya adalah adanya time lag antara suku bunga acuan BI dan bunga dana hingga ke kenaikan suku bunga kredit.
“Kita lihat likuiditas, kita tidak bisa menentukan sampai tahun ini, biasanya kan ada time lagnya kan antara bunga BI dengan bunga dana, kemudian bunga dana ke kenaikan bunga kredit, saya memilih perkiraan time lag ini agak panjang,” jelasnya.
Selain itu, kata Maryono, pihaknya menjaga kenaikan suku bunga kredit untuk menjaga pertumbuhan kredit dan daya beli masyarakat.
Diketahui, saat ini suku bunga dasar kredit BTN untuk kredit perumahan rakyat atau KPR sebesar 10,25 persen. Untuk kredit konsumsi non KPR sebesar 11,5 persen, kredit korporasi 11 persen, dan kredit ritel masing-masing 11,5 persen.